3-11-1992: Bill Clinton Kandaskan George HW Bush di Pilpres AS

Bill Clinton berhasil mengalahkan kandidat incumbent George HW Bush pada Pilpres 1992.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 03 Nov 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2014, 06:00 WIB
Bill Clinton dan George HW Bush
Bill Clinton berhasil mengalahkan kandidat incumbent George HW Bush pada Pilpres 1992. (Politico.com)

Liputan6.com, Washington DC - 3 November 1992 atau tepat 22 tahun lalu,  William Jefferson Blythe III memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Blythe merupakan nama lahir dari sosok yang dikenal dunia sebagai Bill Clinton.

Di tahun itu, pria yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Arkansas tersebut bersaing dengan calon incumbent George HW Bush. Tetapi, dengan kepercayaan diri tinggi dan dukungan penuh dari partai pengusungnya, Demokrat, Clinton tanpa ragu membulatkan niatnya terjun di Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.

Menggandeng Senator dari Tennessee, Al Gore, Clinton berhasil memenangi pilpres AS dengan cukup mudah. Dirinya meraih 370 electoral vote di Negeri Paman Sam dan mencatatkan presentasi kemenangan sebesar 43 persen.

Kekalahan Bush sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, jagoan utama dari Partai Republik tersebut dinilai gagal dalam menepati janji kampanye yaitu tidak menaikan pajak.

Tidak cuma itu, ada satu dosa besar yang merupakan penyebab utama Bush gagal kembali menjabat sebagai orang nomor satu di AS. Hal itu karena, pria itu gagal mencegah AS terjerembab ke dalam resesi ekonomi.

Alasan ekonomi pula lah yang digunakan tim sukses Clinton untuk mencegah langkah Bush ke kursi Presiden. Staf analisis politik Clinton, James Carville menggunakan kelemahan Bush tersebut melalui sebuah tagline kampanye tajam.

"Bukan kah ekonomi kita tampak 'bodoh'," tulis Carville menyinggung Bush, seperti dikutip Liputan6.com dari Biography.com, Senin (3/11/2014).

Ketika menjabat sebagai Presiden AS, karier Clinton bisa disebut naik turun. Salah satu yang paling mengejutkan adalah skandalnya dengan salah seorang staf Gedung Putih, Monica Lewinski. Peristiwa itu, semakin mencoreng wajah suami dari Hillary Clinton ketika dirinya tidak mau mengaku di awal dan memilih mengakui saat masa jabatan dia sudah mau berakhir.

Di samping skandal seks, Clinton menuai gelombang kritik kencang ketika AS gagal menjalankan misi militer di Somalia dan saat dinilai lamban merespons pembantaian di Rwanda.

Namun, di balik itu semua, ayah dari Chelsea tersebut juga menuai pujian karena kontribusinya di beberapa bidang. Yang paling membanggakan adalah penandatanganan hukum pengendalian kriminal, penambahan 100 anggota polisi, rendahnya tingkat pengangguran, rendahnya inflasi dalam satu dekade, tingginya tingkat kepemilikan rumah dan meningkatnya persamaan ekonomi semua itu terjadi saat Clinton memerintah di AS.

Selain di dalam negeri, nama Clinton patut dikenang dunia internasional ketika menjadi saksi saat pemimpin Palestina Yasser Arafat dan Pemimpin Israel, Yitzhak Rabin menyetujui perjanjian Oslo serta meredakan kondisi Bosnia dan mengakhiri pembantian etnis Albania di Kosovo.

Pada tanggal 3 November 1507, Leonardo Da Vinci memulai proyek besarnya yaitu melukis Lisa Gherardini atau lebih dikenal di masa depan sebagai Mona Lisa.

Tidak hanya lukisan Mona Lisa, sejarah juga mencatat bahwa pada tanggal 3 November, Michael Dukakis politisi AS yang menjadi gubernur terlama dalam sejarah AS lahir ke dunia pada 1933.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya