'Pit Hitam' di Perayaan Natal Belanda Picu Bentrok

Kehadiran pit hitam itu sontak mengundang protes dari para pengunjuk rasa, yang ditentang oleh pendukung acara tradisional tersebut.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Nov 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 17:00 WIB
Ilustrasi Pit Hitam. (Global Post)
Ilustrasi Pit Hitam. (Global Post)

Liputan6.com, Amsterdam - Protes tepat saat acara tradisional menyambut Natal di Kota Gouda, Belanda. Kepolisian setempat dilaporkan menangkap 60 orang demonstran.

Kericuhan bermula saat karakter pendamping Sinterklas bernama Pit Hitam muncul dalam acara perayaan Natal di salah satu kota di Belanda itu.

Kehadiran Pit Hitam itu sontak mengundang protes dari para pengunjuk rasa, yang ditentang oleh pendukung acara tradisional tersebut. Gesekan yang memicu kericuhan pun terjadi.

Untuk meredakan situasi, polisi Belanda segera mengambil sikap tegas. Mereka melakukan penangkapan terhadap para provokator dan pelaku aksi kerusuhan.

Setelah kericuhan berakhir, Kepolisian Belanda angkat komentar. Melalui juru bicaranya, Yvette Verboon diungkapkanlah alasan kuat kenapa penangkapan itu harus dilakukan.

"Demonstran ditahan karena mereka melakukan aksi di pusat Kota Gouda. Para demonstran sebelumnya menyatakan hanya akan melakukan aksi di dua tempat yang telah ditunjuk, dan itu jauh dari tempat festival diselenggarakan," sebut Verboon seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (16/11/2014).

Sorotan

Kericuhan di Gouda saat ini tengah menjadi sorotan tajam di Negeri Kincir Angin. Bahkan orang nomor satu di Pemerintahan Belanda, PM Mark Rutte sampai angkat bicara.

PM Rutte menyayangkan apa yang terjadi di Gouda. Menurut dia, kericuhan itu tak seharusnya terjadi, karena dalam acara itu banyak anak-anak yang datang.

"Seharusnya anak-anak tidak diganggu dengan kejadian seperti ini," sebut Rutte.

Sampai saat ini, perdebatan mengenai Pit Hitam terus menjadi pergunjingan. Diduga kuat, pecahnya kericuhan di Gouda disebabkan banyak peserta acara yang mendandani wajahn dengan warna hitam. Juga karena ikut sertanya seorang pejabat kota dalam acara itu.

Keadaan di Belanda pun semakin keruh, setelah sejumlah pejabat malah mendukung agar karakter pit hitam bisa terus ada. Didukung oleh politisi berpengaruh serta kontroversial Geert Wilder, beberapa pihak sedang mencoba melegalisasi keberadaan Pit Hitam.

Hal ini pun didukung Partai Kebebasan Berbudaya Belanda (Free Cultural Party).

"Para pejabat sedang mencoba mengganti (Pit Hitam) dengan warna lain. Tetapi budaya kita dari tingkat paling atas tak memperbolehkan diganti, hukum itu harus melindungi Pit Hitam," ungkap juru bicara partai, Martin Bosma. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya