1-12-1862: Abraham Lincoln Sampaikan Pidato Anti Perbudakan

Dengan tegas ia meminta seluruh budak yang ada di wilayah pemberontak harus segera dibebaskan.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Des 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2014, 06:00 WIB
1-12-1862: Abraham Lincoln Sampaikan Pidato Anti Perbudakan
Biography

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini di 1862 sebuah peristiwa bersejarah yang sangat berpengaruh sampai masa sekarang terjadi. Presiden Amerika Serikat, (AS) Abraham Lincoln menemui Kongres dan menyampaikan gagasan melalui sebuah pidato yang dianggap tabu waktu itu.

Dalam pidatonya, Lincoln menginginkan adanya perubahan kebijakan terkait perbudakan. Dengan tegas ia meminta seluruh budak yang ada di wilayah pemberontak harus segera dibebaskan.

Tidak hanya itu secara tegas dia pun memaparkan konsep emansipasi dan sistem moderat. Selain konsep dan sistem ia juga menegaskan budak yang dibebaskan dalam perang akan selamanya bebas dan tak boleh jadi budak lagi.

Sontak, permintaan Lincoln tersebut, mengundang kontroversi. Para anggota Kongres bahkan melabeli ide itu sebagai gagasan yang tak masuk di akal.

Sebab, para anggota Kongres yang di masa tersebut dikuasai kelompok konservatif demokratik tidak akan mau berperang hanya untuk membebaskan budak.

Meski mendapat penolakan bahkan hujatan, Lincoln tetap maju. Bahkan kalimat terakhir dalam pidatonya menjadi kutipan yang masih menggetarkan jiwa dan raga sampai sekarang ini.

Berikut isi kalimat terakhir dari pidato terbesar Lincoln.

"Untuk menyelamatkan persatuan ini, kita harus membebaskan para budak, kami menjamin kebebasan untuk bebas. Kita akan menjadi terhormat dengan apa yang kita berikan dan lestarikan. Kami mungkin akan selamat secara terhormat atau kalah secara memalukan tapi akhirnya ini adalah harapan terbaik bagi dunia," sebut Lincoln dalam pidatonya, seperti dikutip dari History, Senin (1/12/2014).

Selain pidato Lincoln, di hari yang sama tahun 1973 negara tetangga Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan dari penjajahnya Australia. Negara itu adalah Papua Nugini.

Tidak hanya Papua Nugini yang berhasil merdeka, di tahun 2001, rakyat Jepang juga merasakan sukacita besar. Sebab, Putra Mahkota Jepang Naruhito dikarunai buah hati yang sangat cantik, Puteri Aiko. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya