Liputan6.com, Den Haag - Mahkamah Internasional PBB atau ICJ memutuskan Serbia maupun Kroasia tidak terbukti melakukan genosida satu sama lain selama perang Balkan pada dekade 90-an, ketika Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia.
"Pasukan kedua belah pihak telah melakukan tindakan kekerasan selama perang. Namun, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan tindakan genosida," ucap hakim Peter Tomka dari Mahkamah Internasional PBB di Den Haag, Belanda, seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/2/2015).
Dalam putusan yang dibacakan kemarin, Peter Tomka yang juga Presiden Mahkamah Internasional menyatakan, gugatan Kroasia maupun Serbia dihentikan setelah pengadilan menolak tuduhan kedua belah pihak.
"Ini menandai akhir dari satu babak kelam di masa lalu. Ke depan, kami yakin memulai babak baru yang lebih baik," komentar Menteri Kehakiman Serbia Nikola Selakovic di Den Haag.
Senada dengan Selakovic, Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pusic berharap putusan tersebut akan menutup bagian kelam sejarah kedua negara, sehingga dapat beranjak ke periode yang lebih baik dan kedamaian di Eropa.
Sebelumnya, pemerintah Kroasia menuding Serbia melakukan pembantaian di Kota Vukovar dan di tempat lain pada 1991. Serbia kemudian mengajukan gugatan balik atas pengusiran lebih dari 200 ribu orang Serbia dari Kroasia pada 1995.
Diperkirakan, sekitar 130 ribu orang tewas selama Perang Balkan pada 1991-1995. Sebagian besar korban merupakan orang Kroasia dan Bosnia.
Salah satu kota di Kroasia, Vukovar, bahkan hancur ketika diduduki tentara Serbia selama 3 bulan pada 1991. Puluhan ribu etnis Kroasia mengungsi dan sekitar 260 orang Kroasia ditahan dan dibunuh.
4 Tahun kemudian, Operasi Badai militer Kroasia membombardir area yang mayoritas dihuni etnis Serbia Krajina, sehingga memaksa sekitar 200 ribu warga meninggalkan rumah mereka. (Ans)
Mahkamah Internasional: Serbia dan Kroasia Tak Terbukti Genosida
Serbia maupun Kroasia diputuskan tidak terbukti melakukan genosida satu sama lain selama perang Balkan pada dekade 90-an.
diperbarui 04 Feb 2015, 08:01 WIBDiterbitkan 04 Feb 2015, 08:01 WIB
Veteran perang Kroasia menonton siaran televisi dari Mahkamah Internasional. (Reuters/Antonio Bronic)... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perusahaan Pembiayaan Peroleh Sertifikasi ISO, Perkuat Keamanan Data
Apa Arti Kedutan Mata Kiri Bawah: Penjelasan Ilmiah dan Kepercayaan Tradisional
Terlambat Imunisasi? Ini Cara Mengatasi Agar Kesehatan Anak Tetap Terjaga
Prabowo Ajak Erdogan Perkuat Sektor Perdagangan Indonesia-Turki
Beli LPG 3 Kg di Jakarta Bakal Pakai QRIS, Banjir Rendam 3 Kecamatan di Lombok
DLHK Kota Depok Cek Limbah Pabrik Pengolahan Bahan Makanan yang Diprotes Warga
VIDEO: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025
Cara Menangani Genitalia Ambigu pada Bayi, Ketahui Pula Penyebab dan Gejalanya
Profil Iqlima Kim, Sosok Wanita Cantik yang Ramai dalam Perselisihan Hotman Paris vs Razman
Tips Membiasakan Anak Rutin Sikat Gigi Setiap Hari, Lakukan Cara Ampuh Ini
10 Makanan yang Menurunkan Kolesterol Jahat Secara Alami
Indonesia jadi Negara ke-2 di Asia yang Dikunjungi Presiden Turki Erdogan