Liputan6.com, Copenhagen - Ribuan orang berkumpul di kota-kota di seluruh Denmark. Mereka mengenang korban peristiwa penembakan yang terjadi akhir pekan di ibukota negara itu.
"Mereka memegang lilin dan obor, lalu hening selama satu menit sebelum acara utama dimulai di Copenhagen," demikian diberitakan BBC, Selasa (17/2/2015).
Sehari sebelumnya, bendera setengah tiang juga sempat dikibarkan di gedung-gedung pemerintah. Guna menghormati para korban dalam peristiwa tersebut.
Dua orang tewas dan 5 polisi terluka dalam serangan di acara diskusi tentang kebebasan berpendapat di sebuah kafe dan sinagog. Pelakunya adalah pria bersenjata yang kemudian tewas ditembak oleh polisi.
Sebelumnya pada Senin 16 Februari, dua orang didakwa menyediakan dan mengatur penggunaan senjata dalam serangan dan membantu pria bersenjata itu untuk bersembunyi.
Media menyebutkan nama pelaku sebagai Omar El-Hussein, warga Denmark keturunan Palestina.
Bukan Teroris
Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt mengatakan, tidak ada indikasi bahwa pria bersenjata yang melakukan serangan maut pada acara kebebasan berbicara dan di satu sinagog di Copenhagen merupakan bagian dari gerakan teroris.
"Pria muda berumur 22 tahun itu lahir di Denmark, dan polisi sudah mengenalnya karena pernah terlibat beberapa kejahatan dan terkait gang. Tetapi penyelidik tidak mengaitkan tersangka yang ditembak mati polisi dengan suatu kelompok Islam," ungkap Thorning-Schmidt seperti dilansir dari VOA News.
Kepala Dinas Intelijen Denmark Jens Madsen mengatakan, penyelidik yakin pria bersenjata itu diilhami oleh radikalisme Islam, mungkin termasuk serangan terror oleh ekstremis di Paris bulan lalu yang menewaskan 17 orang.
Sedangkan sang PM menyebut kedua penembakan itu sebagai tindak teror sinis terhadap Denmark. Tetapi dia mengatakan serangan itu bukan merupakan konflik antara Islam dan Barat.
"Itu bukan konflik antara warga Muslim dan bukan Muslim," kata Helle Thorning-Schmidt.
Thorning-Schmidt menambahkan, peristiwa serangan di Copenhagen itu merupakan konflik antara nilai inti masyarakat setempat dan kelompok ekstremis keras.
Sementara itu, beber PM Thorning-Schmidt, polisi Denmark menyatakan telah menangkap dua pria yang dicurigai membantu pria bersenjata itu, dengan memberinya nasehat dan bantuan. Hakim Copenhagen memerintahkan kedua pria itu agar ditahan 10 hari, sementara polisi melanjutkan penyelidikan .
Dua penembakan terjadi di Ibukota Copenhagen, Denmark, Sabtu 14 Februari 2015, bertepatan dengan Hari Valentine. Diduga aksi teror tersebut menyasar seorang kartunis kontroversial.
Penembakan pertama terjadi di sebuah kafe Copenhagen, tempat kartunis kontroversial Swedia Lars Vilks mengisi debat bertemakan 'Seni dan Penistaan Agama'. Akibatnya, seorang warga Denmark tewas.
Dua orang pelaku sempat terlihat berlari meninggalkan mobil Volkswagen Polo yang diparkir di dekat lokasi kejadian. Hingga kini aparat tengah memburu mereka.
Beberapa jam kemudian, penembakan kembali terjadi di sinagog Copenhagen, mengakibatkan beberapa orang terluka. Seorang warga dilaporkan terluka ditembak di bagian kepala, sedangkan 2 polisi juga mengalami cedera tembakan. (Tnt/Mut)