Boko Haram Nyatakan Dukungan kepada ISIS

Boko Haram resmi menyatakan dukungan dan siap bersekutu dengan kelompok radikal terbesar di dunia saat ini, ISIS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 08 Mar 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2015, 09:45 WIB
Ilustrasi Boko Haram Nigeria
Ilustrasi Boko Haram Nigeria

Liputan6.com, Abuja - Pemberontak radikal Nigeria Boko Haram semakin menebar teror. Namun, bukan serangan atau ancaman yang dilancarkan milisi tersebut.

Kali ini Boko Haram mengambil sikap yang akan membuat pihak keamanan di Nigeria dan seluruh dunia semakin mewaspadai gerak-gerik kelompok tersebut. Sikap tersebut adalah Boko Haram resmi menyatakan dukungan dan siap bersekutu dengan kelompok radikal terbesar di dunia saat ini, ISIS.

Dukungan tersebut disampaikan oleh pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau. Buronan nomor satu di Nigeria ini meyampaikan pesan tersebut melalui media sosial twitter menggunakan bahasa arab.

"Kami mengumumkan dukungan dan persatuan kami dengan Khalifah dari kaum Muslim," kata Shekau seperti dikutip dari Belfast Telegraph Minggu (8/3/2015).

Meski tidak ada kata ISIS dalam tweetnya, Namun, pemimpin ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi dalam sejumlah video propoganda selalu menyebut dirinya sebagai Khalifah dari kaum Muslim.

Pihak Nigeria sampai saat ini masih belum berkomentar soal dukungan Boko Haram kepada ISIS. Hanya saja, intelijen negara tersebut tengah bekerja keras demi memastikan apakah tweet itu betul keluar dari Boko Haram.

Boko Haram yang dalam bahasa lokal berarti ajaran barat itu haram merupakan ancaman besar di Nigeria. Kelompok radikal tersebut bertujuan untuk menerapkan syariah di utara negara dengan ekonomi paling besar di Afrika.

Hanya saja, cara yang digunakan Boko Haram untuk mencapai tujuannya sangatlah ekstrem. Ribuan orang sudah menjadi korban jiwa dan luka akibat pemberontakannya.

Guna membasmi Boko Haram, Pemerintah Nigeria kerap melancarkan operasi militer. Bahkan pada Mei 2013, Otoritas Nigeria untuk menujukkan kesungguhan memberantas kelompok ini sempat menerapkan keadaan darurat di negaranya. (Ger/Mut)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya