Situs Sejarah Irak yang Dirusak ISIS Kini Dibangun Kembali, UNESCO Pimpin Upaya Rekonstruksi

Tak hanya manusia yang jadi korban, beragam situs kuno, tugu peringatan, gereja atau bahkan masjid di Irak pun terdampak, hancur diratakan oleh ISIS.

diperbarui 09 Feb 2025, 16:05 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 16:05 WIB
Ilustrasi bendera Irak. (Unsplash)
Ilustrasi Irak. (Unsplash)... Selengkapnya

, Mosul - Sejarah kelam tercatat di Irak pada musim gugur 2014, tatkala milisi Islamic State alias ISIS mengobarkan perang. Tak hanya manusia yang jadi korban, beragam situs kuno, tugu peringatan, gereja atau bahkan masjid di Irak pun terdampak.

Bangunan-bangunan itu dibuat rata dengan tanah karena dianggap bertentangan dengan hukum agama.

Laporan DW Indonesia yang dikutip Minggu (9/2/2025) menyebut bahwa di negeri yang silih berganti membidani peradaban manusia itu, aksi pengerusakan para militan bukan cuma melumat sejarah bangsa, tapi juga warisan budaya dunia. Banyak bangunan dan situs budaya di Irak sejak lama telah terdaftar di bawah perlindungan UNESCO juga jadi sasaran ISIS.

Kendati demikian, status tersebut tidak menghentikan ISIS meratakan kota kuno Hatra dan Nineveh, atau menghancurkan kota metropolitan Mosul di Irak utara, merusak tempat ibadah dan situs budaya, buku-buku dan manuskrip langka serta artefak dari perpustakaan dan museum. Ragam koleksi bersejarah dihancurkan atau dijarah untuk dijual di pasar gelap.

Ketika militer Irak kembali merebut Mosul pada tahun 2017, tidak banyak yang tersisa. Banyak bangunan bersejarah yang hancur, beserta sekitar 130.000 rumah penduduk.

Sejak tahun 2018, UNESCO, bekerja sama dengan pemerintah Irak, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, untuk membangun kembali monumen sejarah yang dihancurkan ISIS. Proyek ini bertujuan memulihkan keragaman budaya dan agama, serta membangun kembali Kota Mosul.

 

 

Ini Daftar Bangunan yang Telah Diselamatkan UNESCO

Ilustrasi bendera dunia (UNESCO)
Ilustrasi UNESCO. (Situs UNESCO)... Selengkapnya

Sejauh ini, UNESCO sudah menyelamatkan bangunan Masjid Al-Nouri yang terkenal dengan Menara Al-Hadba yang miring, Biara Al-Saa'a "Bunda Maria" dan Gereja Katolik Suriah Al-Tahira, Masjid Al-Aghawat dan Sekolah Al-Ekhlass di kota tua Mosul. Lebih dari 140 juta euro diinvestasikan dalam proyek ini.

Untuk rekonstruksi Gereja Al-Tahira, sebanyak 30 buruh direkrut dari warga lokal, kata manajer konstruksi Anas Zeyad Abdulmalek di situs web UNESCO. Tawaran ini membuat penduduk setempat merasa terlibat.

Dia mengaku kerap ditanya mengapa pembangunan gereja dan masjid dipercepat ketimbang pembangunan gedung rumah tinggal dan rumah sakit. "Nilai gereja dan masjid adalah tempat yang damai. Orang-orang berkumpul di sini untuk berdoa. Kami ingin mengembalikan kenangan dan warisan ini kepada masyarakat."

Abdulmalek melanjutkan, penting bagi umat Kristen dan Muslim untuk bekerja sama memulihkan kota. "Tujuan utama proyek ini adalah rekonsiliasi dan kohesi di Mosul, dengan segala keberagamannya, baik Kristen, Yahudi, maupun Muslim, yang telah hidup bersama secara damai di sini selama berabad-abad."

Biara Al-Saa'a di pusat kota juga merupakan tempat pertemuan penting keagamaan, budaya, dan sosial. Ciri khasnya adalah menara lonceng yang merupakan satu-satunya di Mosul.

Menara itu merupakan hadiah dari istri Napoleon III, Eugénie, kepada biarawan Dominikan di biara tersebut. Ia adalah menara lonceng pertama yang pernah dibangun di Irak. Jam menara, yang dipasang pada tahun 1880, berdetak setiap jam dan memberikan irama bagi kehidupan penduduk.

Proses pemugaran hanya berlangsung selama sebelas bulan. Menara itu juga dilengkapi tiga lonceng baru, yang lagi-lagi dibuat di Prancis, tepatnya di sebuah pabrik pengecoran di Normandia.

 

Pembangunan Kembali Bangunan Identitas Bangsa

Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Salah satu tantangan terbesar adalah pemulihan Menara Al-Hadba, yang merupakan bagian dari Masjid Al-Nouri. Menara miring ini, meskipun condong, tidak pernah runtuh selama berabad-abad. Al-Hadba adalah simbol dan bagian dari identitas warga Mosul.

Kehancuran bagian utama menara tersebut diumumkan sebagai sebuah tragedi nasional. Selama pertempuran untuk membebaskan Mosul pada tahun 2017, warga setempat membentuk rantai manusia untuk mencegah kehancuran total menara tersebut.

Menjelang proses pembangunan kembali, warga dimintai pendapat apakah reruntuhan menara seharusnya dibiarkan tetap ada dan apakah sebuah salinan dari menara itu harus dibangun di sampingnya. "94 persen responden ingin menara tersebut dibangun kembali – tepat di tempat semula, dan persis seperti dulu: Dengan dekorasi yang sama, dengan kemiringan yang sama," kata Kepala Proyek Menara, Omar Yasir Adil Taqa, di situs web UNESCO. 

Akhirnya diputuskan untuk membangun kembali menara di atas fondasi yang masih ada, meskipun mengalami kerusakan parah. Kini menara tersebut telah berdiri kembali, disusun dengan teliti dari batu asli yang berhasil diselamatkan oleh tim pembangunan dari ribuan ton puing.

Upaya Pembangunan Kembali Picu 6.000 Lapangan Pekerjaan Baru di Irak

Ilustrasi Irak. (Raw Pixel)
Ilustrasi Irak. (Raw Pixel)... Selengkapnya

Menurut UNESCO, upaya restorasi di Mosul telah menciptakan 6.000 lapangan pekerjaan baru. Dengan bantuan para ahli restorasi, lebih dari 1.300 pemuda dilatih dalam kerajinan tradisional seperti tukang kayu, pemahat batu, dan pelukis.

Pada 5 Februari, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay akan mengunjungi Mosul untuk melihat bangunan yang telah dipulihkan sebagai penutupan dari pekerjaan konstruksi tersebut. Peresmian oleh Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Sudani akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Mosul masih membutuhkan banyak waktu, uang, dan tenaga untuk memulihkan infrastrukturnya sepenuhnya. Sejauh ini, pembangunan fasilitas publik seperti rumah sakit masih dalam tahap perencanaan.

Sementara itu, Bandara Internasional Mosul diperkirakan akan dibuka kembali tahun (2025) ini, menurut seorang juru bicara Kementerian Transportasi Irak kepada kantor berita "Ina".

 

Banner Infografis ISIS
Berikut kota-kota di Irak dan Suriah yang masih dibelenggu ISIS dan yang telah merdeka (Liputan6.com/Deisy)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya