Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan November, 79 Sebelum Masehi, gunung Vesuvius meletus dan menghapuskan seluruh kota Pompeii, Roma, dari peta.
Banyak di antara penduduk di daerah yang dulunya kota sibuk ini tidak bisa melarikan diri tepat waktu, dan akibatnya mereka turut menjadi korban jiwa bencana alam. Terkubur di tumpukan abu yang mencapai berton-ton jumlahnya, seluruh kota diabadikan selama berabad-abad.
Hampir 2000 tahun kemudian, situs bencana senantiasa mengungkapkan berbagai penemuan baru yang tragis. Arkeologis baru-baru ini mendapatkan penemuan yang mengisahkan letusan Vesuvius dengan cahaya berbeda.
Advertisement
Dua jenazah, diperkirakan, salah satunya adalah anak berusia 4 tahun, dan lainnya lagi jenazah wanita yang diduga ibu si anak ditemukan dalam kondisi 'membatu'. Si anak terlihat duduk di pangkuan si ibu. Bukan mereka sendiri, dari jarak sekitar 6 meter dari si anak dan ibunya, terlihat juga fosil seorang pria dewasa dan anak laki-laki, yang diperkirakan ayah dan saudara si anak, dilaporkan dari boredomtherapy.com, Selasa (16/6/2015).
"Menangani fosil-fosil ini untuk diberikan plaster merupakan pengalaman yang emosional", ucap konservator Stefaia Giudice di situs Pompeii.
Keluarga dengan 4 anggota itu merupakan salah satu keluarga di antara 86 jenazah lainnya yang ditutupi plaster dalam proyek restorasi baru-baru ini. Kebanyakan dari korban ditemukan ada dalam posisi melindungi diri dalam ketakutan menanti ajal. Tumpukan abu panas lah yang membuat jenazah tetap awet bentuknya hingga dua milenia.
Lokasi Pompeii sendiri sesungguhnya sempat terlupakan, dan baru ditemukan kembali di abad ke-18. Kini Pompeii merupakan situs World Heritage dari UNESCO. (ikr/gst)