Liputan6.com, Seoul - Pertempuran Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) kembali pecah untuk kesekian kalinya. Pada 29 Juni 2002, atau 13 tahun silam, dua negara serumpun itu baku tembak di laut perbatasan.
Akibatnya, 4 pelaut Korsel tewas. Tak diketahui berapa korban dari Korut, namun kapal pihak Pyongyang itu dikabarkan tenggelam.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel saat itu, Letnan Jenderal Lee Sang-Hee mengatakan, seorang pelaut asal negaranya dilaporkan menghilang. Tujuh pelaut yang lain luka parah.
"Tembakan sporadis dari Korut juga menyebabkan kapal kami terbakar dan tenggelam," ujar Sang-Hee, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (29/6/2015).
Pihak Korsel menambahkan, insiden terjadi setelah kapal Korut melewati batas wilayah yang terletak di pesisir barat Semenanjung Korea tersebut. Negeri Ginseng lantas menyergap armada Korut yang dianggap melanggar.
Menurut Sang-Hee, kapal Korut melewati batas wilayah pada pukul 10.00. Otoritas Korsel sempat memberikan peringatan agar mereka segera kembali. Tetapi, Korut malah melawan dan melepaskan tembakan ke kapal patroli Korsel.
"Kami memperingatkan Korut agar bertanggung jawab atas sikap mereka dan segera memberikan keterangan," tegas Sang-Hee.
Presiden Korsel, Kim Dae-Jung, ketika itu, langsung menggelar rapat terbatas Dewan Keamanan Nasional untuk menindaklanjuti insiden. Usai pertemuan, ia melontarkan kecaman terhadap Korut.
"Pak Presiden tak bisa memaafkan aksi Korut tersebut," ujar seorang penasihat Presiden Korsel.
Sementara itu, melalui Kantor Berita Pemerintah KCNA, Korut menegaskan, Korsel yang memulai terlebih dahulu baku tembak di perairan batas wilayah tersebut. "Kami hanya melakukan aksi membela diri."
Insiden baku tembak itu terjadi setelah kapal Korut beberapa kali masuk wilayah perairan Korsel. Menurut catatan CNN, penyusupan Korut yang memicu insiden itu merupakan yang ke-10 sejak 2002.
Insiden tersebut berakhir tanpa kesepakatan antara dua negara. Hingga kini, Korsel dan Korut masih bersitegang.
Sebelumnya, baku tembak juga pernah terjadi pada Juni 1999, setelah Korut melanggar batas wilayah. Ini merupakan yang pertama kali sejak perang Korea pada 1950-1953.
Baca Juga
Dua Korea secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (Ein/Rmn)
Advertisement