Liputan6.com, Nevada Ketika Amber Pangborn menyadari dirinya tersesat di hutan, ia berpikir dirinya dan bayi yang baru lahir tidak akan selamat.
Wanita yang tengah hamil tua itu berangkat pada Rabu malam ke tempat orangtuanya di Paradise, Nevada, setelah ia mulai mengalami kontraksi. Ia mencoba rute baru, tapi tersesat. Akhirnya, ia tersesat jauh di Hutan Nasional Plumas.
Kontraksi tak tertahankan dan harus segera melahirkan, Amber berupaya keras melakukan sesuatu yang luar biasa.
Advertisement
“Saya menggunakan tas sebagai bantal untuk tidur di kursi belakang, berbaring, mencengkeram pegangan di atas jendela belakang, dan melahirkan putri saya," katanya kepada NBC.
Perjuangan belum tuntas. Amber dan anak yang baru lahir, Marissa, harus bertahan hidup tiga hari di hutan sebelum keduanya diselamatkan.
Amber mencoba untuk keluar dari mobil beberapa kali. Sayangnya, tiap kali mencoba, ia justru diserang oleh kerumunan lebah.
"Lebah pemakan daging berusaha mengerumuni plasenta bayi saya," ujarnya kepada Daily Telegraph, Kamis (2/7/2015).
“Saya berusaha melindungi (putri saya) dari sengatan lebah. Saya ikut tersengat saat menjauhkan lebah-lebah itu dari bayi saya. Namun, mereka terus kembali mengerumuni plasenta."
Dengan hanya botol kecil soda, air mineral, dan tiga apel, Amber dan bayinya bertahan hidup.
"Saya hanya berpikir, Ya Tuhan," katanya. "Saya tidak yakin bisa bertahan hidup dan keluar dari hutan ini."
Sang ibu baru itu mempunyai ide. Ia mengambil pemantik api dan hair spray. Ia pun membakar semak-semak demi menciptakan kebakaran hutan. Melihat ada yang terbakar, Departemen Kehutanan mengirimkan helikopter.
"Saya hanya bisa menangis. Saya pikir kami akan mati," katanya, saat ia melihat helikopter tiba. "Saya sangat senang, seseorang telah melihat kami. Kami mampu bertahan hidup." (fhh/heidy)