'Janin' Berusia 60 Tahun Ditemukan di Perut Nenek 91 Tahun

Perut Estela Melendez sudah lama mengembung. Nenek 91 tahun itu tak pernah menyangka bahwa ternyata ia hamil.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 05 Agu 2015, 11:54 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 11:54 WIB
'Janin' berusia 60 tahun ditemukan di perut perempun Chile
'Janin' berusia 60 tahun ditemukan di perut perempun Chile (www.lacuarta.com)

Liputan6.com, La Boca - Kian sepuh, kemampuan pendengaran Estela Melendez menurun. Geraknya pun melambat akibat arthritis. Selain itu, tak ada masalah, selain bagian perutnya yang sudah lama mengembung. Hingga suatu hari ia kolaps.

Estela pun dilarikan ke rumah sakit. Paramedis memeriksa tubuhnya, menemukan penyebab penurunan kondisi tubuhnya itu. Melalui pemindaian sinar-X (X-ray) dokter menemukan hal aneh di perutnya.

"Dokter mengatakan, ada tumor dalam perutku. Mereka harus segera mengoperasiku," kata nenek 91 tahun itu kepada CNN, seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (5/8/2015).

Namun, hasil pemeriksaan rontgen kedua bikin para dokter kaget bukan kepalang. Gumpalan itu ternyata bukan tumor, melainkan janin atau fetus."

"Benjolan itu ada di sini," kata Estela, menunjuk perutnya.

Sudah bertahun-tahun, benjolan itu ada di sana. Namun, perempuan asal La Boca, Chile itu sama sekali tak menyangka, ia ternyata hamil.

Apalagi, dokter mengatakan, janin itu ada di uterusnya selama 6 dekade atau 60 tahun! Untungnya, janin tersebut terkarsifikasi atau mengapur. Sehingga tak mengancam kesehatannya.

'Janin' berusia 60 tahun ditemukan di perut perempun Chile (www.breinguash.com)


Temuan tersebut tentu saja membuat Estela dan keluarganya kaget bukan kepalang. Suami nenek itu, Manuel González, meninggal dunia Januari lalu, pada usia 91 tahun.

González semasa hidupnya mencari nafkah sebagai nelayan. Sudah 74 tahun mereka hidup bersama. Penyesalan terbesar Estela adalah, mereka tak pernah punya anak.

"Kami menderita karenanya," kata dia. Seandainya janin yang ada di perutnya itu bisa lahir...

"Bisa Anda bayangkan? Lebih dari 60 tahun," kata keponakan Estela, Luis Meléndez. "Saya heran mengapa bibiku masih bisa bertahan dan tak pernah mengeluh sakit, padahal ada janin mati di dalam tubuhnya."

Dokter di klinik setempat mempertimbangkan operasi untuk mengangkat janin tersebut. Namun, usia pasien sudah 91 tahun. Pembedahan lebih berisiko daripada membiarkan fetus itu tetap ada di sana.

Estela mengaku, ia terkadang merasakan sakit karenanya, meski jarang. Benjolan itu lebih mengakibatkan rasa tak nyaman.

Yang jelas, benjolan itu mengingatkan dia pada sang suami. Mengembalikan kenangan pada mimpi, upaya, dan doa mereka yang tak putus demi mendapat keturunan bertahun-tahun lalu. Sebuah keinginan yang sejatinya nyaris terwujud. (Ein/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya