Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tak Mau Antre Bermain, Bocah TK Dipukuli

Selain dipukuli, bocah malang diduga digantung si guru.

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 18 Sep 2015, 09:47 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2015, 09:47 WIB
Komnas PA: Kekerasan Anak SD di Sumbar Karena Pembiaran Sekolah
(itoday.co.id)

Liputan6.com,Antwerp - Seorang guru taman kanak-kanak di Antwerp, Belgia, diduga telah melakukan tindakan kekerasan pada seorang murid. Sang guru diduga telah menggantung muridnya tersebut hanya karena ia tak mau mengantre saat bermain.

Dilansir dari worldbulletin,  kisah memilukan ini kemudian dibagikan oleh ibu bocah malang itu di media sosial.

Melalui akun Facebook miliknya, sang ibu mengatakan bahwa guru itu telah menyiksa buah hatinya dengan tidak berperikemanusiaan.

"Karena ia tak mengantre, ia dipukuli, kemudian digantung menggunakan tali," tulisnya.

"Saya akan melakukan segala upaya agar guru itu dipecat," tambahnya.

Status tersebut kemudian mendorong puluhan ibu melakukan aksi protes di sekolah tempat oknum guru pelaku kekerasan itu mengajar. Sementara juru bicara Departemen Pendidikan Antwerp, Joke Cortens, mengatakan bahwa dari hasil penyelidikan guru yang dimaksud tidak berada di lokasi kejadian.

bocah malang diduga digantung sang guru hanya karena ia tak ingin mengantre saat bermain.

"Berdasarkan informasi yang kami dapat, guru yang dimaksud sedang tidak berada di taman bermain. Kami sama prihatinnya dengan para orang tua tentang peristiwa ini dan bagaimana ini bisa terjadi. Semoga penyelidikan lanjutan akan mengungkap hal ini," ujar Cortens.

Dewan pendidikan Antwerp, Claude Marinower, mengaku menyayangkan peristiwa mengenaskan yang menimpa bocah dari keluarga minoritas tersebut.

"Tidak akan ada yang diuntungkan jika terjadi eskalasi. Peristiwa ini akan diselidiki secara menyeluruh dan ditindaklanjuti. Semua pihak yang terlibat, baik orang tua dan guru yang dimaksud, serta orang tua siswa lainnya dan staf sekolah akan disupervisi dan mendapat perlakuan setara," katanya. (Dsu/Rie) 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya