Bahas Perubahan Iklim, Paus Fransiskus Temui Obama

Lawatan pemimpin umat Katolik dunia ini ke Negeri Paman Sam, menjadi kunjungan bersejarah.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Sep 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2015, 13:00 WIB
Paus dan Obama
Paus dan Obama bertemu di Washington D.C. (Reuters/Jonathan Ernst)

Liputan6.com, Washington DC - Paus Fransiskus tengah berada di Amerika Serikat (AS). Lawatan pemimpin Umat Katolik dunia ini ke Negeri Paman Sam menjadi kunjungan bersejarah bagi dirinya.

Sebab, lawatan Amerika Serikat tersebut merupakan yang pertama semenjak di dilantik jadi Paus, 13 Maret 2013 lalu.

Di AS, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu melakukan pertemuan dengan Presiden AS, Barack Obama. Saat bertemu Orang Nomor Satu di Amerika ini, Paus mendesak peran aktif  negara tersebut dalam upaya melawan perubahan iklim.

"AS harus mengambil peran lebih dalam masalah perubahan iklim. Ini merupakan waktu yang sangat krusial bagi masalah itu," ujar Paus seperti dikutip dari BBC, Kamis (24/9/2015).

"Masalah ini seharusnya tidak boleh ditinggalkan bagi generasi masa depan kami," sambung Paus di Gedung Putih.

Pesan dari Paus kepada AS, segera diamini oleh Presiden Obama. Ayah dua anak ini bahkan mengucapkan terimakasih karena sudah diingatkan mengenai hal penting tersebut.

"Paus telah kembali mengingatkan kami bahwa kita punya kewajiban untuk melindungi planet tempat kita tinggal," papar dia.

Kanonisasi Kontroversial

Meski disambut meriah, lawatan Paus ini ke AS juga mengundang kritik dari penduduk asli Amerika. Pasalnya, selain bertemu Obama dan Umat Katolik, Paus akan melaksanakan upacara kanonisasi atau penobatan misionaris menjadi orang suci/santo.

Martir yang akan di kanonisasi oleh Paus adalah misionaris dari abad ke-18, Junipero Serra. Serra diketahui menyebarkan injil di wilayah yang sekarang dikenal sebagai California.

Menurut kelompok asli Amerika, pentahbisan Serra merupakan tindakan yang tak pantas dilakukan. Grup tersebut menuduh Serra adalah orang yang bertanggungjawab atas hilangnya kebudayaan warga asli AS.

Namun, walau dibanjiri kritik Paus serta ribuan umat Katolik keturunan Latin di AS, tetap bersikukuh atas pendiriannya. Dia bahkan menyebut tuduhan terkait Serra tidak benar. Yang ia yakini, Serra telah menjaga budaya dan orang asli AS.

"Serra adalah perwujudan gereja yang menjangkau masyarakat, tak hanya di rumah ibadah. Dan hari ini, seperti yang pernah dia lakukan, kita semua harus berkata, 'mari kita lanjutkan dan bergerak maju'," pungkas Paus. (Ger/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya