Kasus Perkosaan di Kamp Imigran, Denmark Adakan Pendidikan Seks

Tidak mudah bagi masyarakat yang datang dari budaya 'tertutup' melihat fenomena perubahan perilaku lawan jenisnya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 30 Okt 2015, 21:23 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 21:23 WIB
20150905-Imigran-Austria
Sejumlah imigran berjalan saat tiba di stasiun kereta api Wina, Austria, Sabtu (5 /9/2015). Sekitar 2.000 imigran menembus Austria setelah pemerintah Hungaria mengizinkan para pencari suaka ke negara selanjutnya. (REUTERS/Dominic Ebenbichler)

Liputan6.com, Copenhagen - Semakin banyaknya pencari suaka ke Eropa membuat semakin rumitnya permasalahan. Salah satu yang sedang dihadapi oleh pemerintah Denmark adalah pemerkosaan oleh para imigran terhadap sesamanya.

Hal itu membuat pemerintah Denmark untuk mempertimbangkan membuat program pendidikan seks saat para pencari suaka itu mendarat di negerinya.

Dalam minggu terakhir, tiga pencari suaka dari Eritrea berusia 21 dan 27 ditangkap di Hjorring karena telah memperkosa perempuan dari negara yang sama berusia 25 tahun.

Menurut media setempat, antara tahun 2003 hingga 2014 telah terjadi kasus perkosaan sebanyak 212 dari 615 kasus kriminal lainnya di penampungan migran. Tahun lalu, setidaknya 5 pencari suaka telah ditahan atas tuduhan perkosaan.

Atas fenomena itu, parlemen Denmark segera menyutujui rencana pemerintah untuk memberikan program pendidikan seks tersebut.

"Kami siap melakukan apapun untuk mengurangi kasus pemerkosaan," ujar Trine Bramsen, salah satu anggota Partai Sosial Demokratik, seperti dilansir Russian Times, Jumat (30/10/2015).

Linda Hagen salah satu pengurus kamp migran menyambut baik usaha pemerintahannya untuk mengurangi kasus itu.

"Tentu tidak mudah bagi masyrakat yang awalnya tertutup. Pindah ke budaya lain yang lebih terbuka," ujar Hagen.

"Para pria harus diberi ajaran budaya yang berubah dan tidak lagi memandang perempuan sebagai obyek," ucapnya lagi. (Rie/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya