'Dinding Kebaikan' Ini Bantu Tunawisma Tak Kedinginan di Iran

Gerakan ini semakin populer di tengah musim dingin di Iran. Berbagai foto dinding kebaikan di seluruh penjuru Iran tersebar di media sosial.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Des 2015, 13:04 WIB
Diterbitkan 24 Des 2015, 13:04 WIB
'Dinding Kebaikan' Ini Bantu Tunawisma Tak Kedinginan di Iran
Gerakan ini semakin populer di tengah musim dingin di Iran. Berbagai foto dinding kebaikan di seluruh penjuru Iran tersebar di media sosial.

Liputan6.com, Mashhad - Di tengah musim dingin dan keadaan ekonomi yang sulit, masyarakat di beberapa kota di Iran secara spontan melakukan kegiatan amal di dinding depan rumah mereka untuk membantu para tunawisma.

Melalui gerakan yang disebut walls of kindness atau dinding kebaikan, masyarakat menggantung baju dan makanan di dinding depan rumah mereka untuk membantu para tunawisma.

Ide ini dimulai di timur laut kota Mashhad, seseorang memasang kait dan gantungan baju di dinding rumahnya bersama tulisan: "Jika kamu tidak membutuhkannya, tinggalkan di sini. Jika kamu membutuhkannya, ambillah."

Berbagai donasi pakaian seperti jaket, celana panjang, dan pakaian hangat lainnya kemudian muncul di gantungan tersebut.

Sampai Rabu 23 Desember 2015, walls of kindness sudah disinggung di Twitter sekitar 6.000 kali seperti dikutip dari BBC, Kamis (24/12/2015).

Menurut surat kabar Iran, orang yang memulai gerakan dinding kebaikan ini ingin tetap dirahasiakan identitasnya. Namun, ide ini segera menyebar lewat media sosial ke berbagai kota lainnya di Iran.

'Jangan Biarkan Pengemis Kedinginan'

Gerakan ini semakin populer di tengah musim dingin di Iran. Berbagai foto dinding kebaikan di seluruh penjuru Iran tersebar di media sosial, dengan pesan kepada masyarakat untuk tidak membiarkan pengemis maupun tunawisma menggigil kedinginan.

"Ini inisiatif yang sangat hebat. Semoga tersebar ke seluruh Iran," ujar salah satu pengguna Facebook.

"Dinding ini fungsinya untuk memisahkan, tapi di Shiraz justru membawa orang menjadi semakin dekat ," tulis pengguna Facebook yang lain mengacu pada Kota Shiraz.

Beberapa komentar juga mengatakan gerakan amal ini menunjukkan pemerintah tidak menepati janjinya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Orang-orang bahu membahu saling membantu, sementara mereka yang berkuasa seperti tidak menunjukkan kepedulian yang sama," kata seorang pengguna Facebook.

"Seandainya kita memiliki pemerintah yang bijaksana dan peduli, tidak akan ada satu pun pengemis di negara ini dengan kekayaan yang kita miliki sekarang," tulis pengguna lainnya mengkritik.

'Berbuat baiklah sebanyak mungkin'

Walaupun Presiden Iran, Hassan Rouhani, telah menjanjikan masa depan yang lebih baik dan usaha pemerintah terhadap isolasi internasional pada bulan Juli, negara itu masih menghadapi resesi yang parah, efek dari sangsi embargo, dan pengangguran.

Banyak masyakat Iran yang terkena dampak dari situasi ini. Bahkan dilaporkan jumlah tunawisma meningkat di beberapa kota besar.

Pemerintah mengatakan ada sekitar 15.000 tunawisma di Iran, namun laporan lain menyebutkan angka sesungguhnya jauh lebih tinggi. Berbagai organisasi yang peduli akan tunawisma menyebut negeri itu dengan 'cardboard sleepers' yang artinya tempat tidur kardus -- karena banyaknya tunawisma yang tidur beralas kardus.

Tapi muncul pertanyaan seberapa transparan dan efektifnya inisiatif ini, bagaimana jika ada orang yang mengambil barang-barang sumbangan untuk kepentingan pribadi.

"Kita harus melakukannya sendiri. Hidup itu singkat. Berbuat baiklah sebanyak mungkin," unggah seorang pengguna Instagram.

Salah satu komentar di Facebook menyebutkan, "Kita, masyarakat, adalah media. Dengan menyebarkan foto dinding kebaikan ini, kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa membuat berita."

Gerakan dinding kebaikan serupa dengan "Payan-e Kartonkhabi" (mengakhiri tunawisma), dengan langkah masyarakat meletakkan lemari pendingin di jalan dan meninggalkan makanan untuk pengemis dan tunawisma.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya