Liputan6.com, Bangui - Kabar mengejutkan datang dari Republik Afrika Tengah. Negara yang dilanda konflik tak berujung ini terancam kehilangan setengah populasi negaranya.
Hal tersebut terkait dengan wabah kelaparan yang melanda Afrika Tengah. Sebanyak 2,5 juta warga negara tersebut atau setengah dari jumlah keseluruhan menderita kelaparan.
Baca Juga
Laporan tersebut disampaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saking seriusnya masalah ini, PBB telah memperingatkan Pemerintah Republik Afrika Tengah untuk segera mengambil tindakan. Sebab, jumlah masyarakat yang menderita kelaparan naik dua kali lipat dari tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
"Sudah tidak ada yang tersisa bagi masyarakat di sana," ucap Deputi Direktur World Food Program PBB untuk Republik Afrika Tengah, Guy Adoua seperti dikutip dari The New York Times, Kamis (21/1/2016).
Meski mendorong agar Pemerintah Republik Afrika Tengah untuk ambil tindakan, PBB dipastikan tak tinggal diam. Mereka akan mendorong para negara pendonor untuk membantu Republik Afrika Tengah.
Dana yang dibutuhkan, dijelaskan Adoua, sama sekali tidak kecil. Untuk menyelamatkan populasi negara tersebut dibutuhkan dana tunai darurat sebesar USD 41 juta atau Rp 569 miliar.
Semenjak konflik menghantam, masyarakat Afrika Tengah takut bertani dan berternak. Keadaan diperparah dengan hasil panen yang buruk dalam beberapa tahun terakhir.