Liputan6.com, Jakarta - Sebuah organisasi yang mengatasnamakan dirinya sebagai Return of Kings telah membuat para netizen resah dengan keberadaan mereka di dunia maya. Grup yang diketuai oleh Daryush ‘Roosh’ Valizadeh ini berpegang teguh kepada satu visi, yaitu membuat pria selalu dominan di atas wanita.
Daryush membentuk organisasi Return of Kings pada tahun 2012. Perkumpulan yang sudah lebih dari tiga tahun lamanya berdiri secara online ini bertekad untuk mempromosikan cara memandang hidup dari perspektif pria.
Baca Juga
Beberapa artikel yang dirilis di dalam website organisasi tersebut menyebutkan hal-hal berintonasi seksis atau bertentangan dengan ideologi kesetaraan gender seperti bagaimana wanita seharusnya tidak diberikan hak untuk memilih dalam proses pemungutan suara.
Advertisement
Baca Juga
Mereka juga berpendapat penilaian terhadap kaum hawa didasari oleh kecantikan dan kesuburan mereka masing- masing.
Pandangan Daryush dicap cukup ekstrem sehingga banyak yang menyebutnya sebagai misogynist atau pembenci wanita.
Seperti yang diberitakan oleh ibtimes, Return of Kings berhasil mendapatkan 12.000 ‘Like’ di Facebook.
Daryush telah merencanakan sebuah pertemuan untuk pertama kali dengan para pengikutnya tanggal 6 Februari 2016. Ia merencanakan pertemuan di 43 negara termasuk di Washington D.C, Amerika Serikat dan Manchester, Inggris dan Australia.
Pria berumur 36 tahun ini sebelumnya menulis di akun twitter nya @Rooshv, bahwa ia akan berkunjung ke Negeri Kangguru untuk menghadiri pertemuan tersebut.
“Saya akan berada disini untuk beberapa saat, melihat pemandangan,” ia tulis di dalam akunnya yang juga disertai foto screenshot opsi penerbangan menuju kota-kota di Australia.
“Pandangan Return of Kings adalah sebuah penghinaan dan mereka tidak berhak mendapatkan tempat di Negara Australia,” kata mantan Komisaris divisi kesetaraan gender di Australia, Elizabeth Broderick kepada abc.net.au, Selasa 2 Februari 2016.
Namun, Daryush mengabarkan pada tanggal 3 Februari 2016 melalui website resmi Return of Kings bahwa pertemuan tersebut dibatalkan karena ia tidak bisa menjamin keselamatan para pengikutnya yang sudah mengurungkan niat untuk datang.
“Saya mohon maaf kepada pendukung yang sudah kecewa dengan keputusan tersebut,” ia menuturkan di laman utama website Returnofkings.
Menurut akun twitter Daryush, seperti yang dikutip dari Washington Times, Daryush menyarankan kepada para pengikutnya yang sudah mencapai 19.000 pengguna twitter, untuk menganti akun email mereka sebelum masuk dalam radar kelompok ‘hacktivist’ hacker berskala internasional Anonymous.
“Kita kedatangan kelompok peretas yang bekerja untuk media,” Daryush menulis di akunnya.
Kelompok Anonymous sebelumnya sempat berhasil meretas akun milik Negara Islam Irak dan Suriah.