Sabuk Bom Bunuh Diri Pembajak Egypt Air Palsu

Fakta baru dilaporkan penyidik kasus pembajakan pesawat Egypt Air yang terjadi pada Selasa 29 Maret 2016 waktu setempat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 30 Mar 2016, 11:23 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 11:23 WIB
Sabuk Bom Bunuh Diri Pembajak Egypt Air Palsu
Pembajak pesawat Egypt Air saat pemeriksaan di bandara. (Reuters)

Liputan6.com, Kairo - Fakta baru dilaporkan penyidik kasus pembajakan pesawat Egypt Air yang terjadi pada Selasa 29 Maret 2016 waktu setempat. Disebutkan bahwa alat yang digunakan si pengancam tak asli.

"Warga Mesir yang membajak pesawat domestik untuk mendarat di Siprus menggunakan sabuk bom bunuh diri palsu," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Rabu (30/3/2016).

Hal itu disimpulkan dari analisis rekaman video CCTV yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Mesir. Di mana terlihat si pria melewati beberapa pemeriksaan keamanan di Bandara Borg El Arab Alexandria.

Dalam rekaman kamera pengawas itu juga diperlihatkan dua petugas keamanan menggeledah pria yang diidentifikasi sebagai Seif Eldin Mustafa, lalu memasukan sebuah tas melalui mesin X-ray. Itu berarti tak ada benda mencurigakan yang dibawanya, karena tak terdeteksi dalam pemeriksaan berlapis tersebut.

Kementerian pariwisata Mesir juga bersikeras menyatakan semua langkah-langkah keamanan bandara telah sepenuhnya dilaksanakan sebelum Penerbangan MS181 mengudara.

Insiden pembajakan terjadi di pesawat Egypt Air dengan rute penerbangan dari Alexandria menuju Kairo yang membawa 56 penumpang, 3 awak dan seorang petugas keamanan. Saat itu si pembajak mengatakan dia menggunakan sabuk berisi bahan peledak dan memaksa pesawat untuk mendarat di Lacarna.

Menteri Luar Negeri Ioannis Kasoulides mengatakan Mustafa awalnya meminta agar diijinkan untuk berbicara dengan mantan istrinya yang merupakan warga negara Siprus -- yang akhirnya dibawa ke bandara oleh polisi -- sebelum mengajukan permintaan yang membingungkan.

Dilansir oleh Cyprus Mail, seorang saksi mata melaporkan bahwa pembajak melempar sebuah surat yang ditulis dalam bahasa Arab.  

Akibat pembajakan pesawat tersebut, pihak berwenang menutup sementara Bandara Larnaca dan aktivitas penerbangan dipindah ke Paphos.

Drama berakhir dengan seluruh penumpang dibebaskan di bandara Larnaca tanpa mengalami cedera dan pelaku pembajakan menyerahkan diri. Motif pembajakan masih belum diketahui tetapi presiden Siprus mengatakan kejadian ini tidak ada kaitannya dengan terorisme.

Perketat Keamanan

Menurut wartawan BBC, Youssef Taha, Mesir dilaporkan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan bandara sejak pesawat Rusia Metrojet Penerbangan 9268 dari bandara Mesir meledak di Sinai Oktober 2015 lalu.

Pemerintah Mesir juga akhirnya mengalokasikan dana tambahan US$ 1 miliar per tahun untuk perketat keamanan tersebut. Selain itu mereka juga menjalin kesepakatan dengan badan konsultasi pengendalian risiko Inggris untuk meninjau prosedur keamanan di Bandara Sharm El-Sheikh dan Marsa Alam.

Meskipun demikian, kabarnya masih banyak tamu VIP (Very Important Person) dan anggota parlemen menolak untuk diperiksa oleh pihak bandara dan staf maskapai penerbangan juga melewati pemeriksaan keamanan penuh itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya