Liputan6.com, Jakarta - Satu demi satu negara di dunia mulai membuka mata mereka terhadap bahaya ledakan senjata nuklir dan dampak radiasinya yang mempunyai efek berkepanjangan. Beberapa dari mereka memilih untuk bergantung pada senjata berkekuatan dahsyat tersebut atas dasar ingin melindungi warganya dari ancaman eksternal.
Namun jika senjata nuklir tersebut jatuh ke tangan yang salah dengan ambisi membahayakan berskala global, maka seisi dunia akan diwarnai oleh rasa ketakutan setiap harinya.
Baca Juga
Pelarangan dan diperbolehkannya kepemilikan senjata nuklir menjadi salah satu topik yang paling hangat dibicarakan masyarakat di era globalisasi ini. Penasihat Menteri Belarus untuk Indonesia, Denis Kovalev berpendapat bahwa keistimewaan senjata nuklir paling menonjol di era Perang Dingin.
Advertisement
“Senjata nuklir mempunyai peran sebagai penjaga keseimbangan kekuatan dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin berlangsung,” katanya disela perhelatan diskusi dengan para pelaku industri tenaga nuklir Indonesia di gedung BATAN.
Keberadaan senjata nuklir juga membantu mencegah adanya perang dunia ketiga antara negara-negara yang mempunyai konflik antar satu sama lain.
Pergantian zaman membuat senjata nuklir semakin membahayakan. Ini dikarenakan teknologi yang digunakan untuk membuatnya semakin canggih sehingga dampaknya pun jauh lebih fatal dari sebelumnya.
“Menurut saya senjata nuklir tidak begitu penting perannya sekarang. Alangkah baiknya apabila jumlahnya berkurang karena bisa saja senjata tersebut jatuh ke tangan yang salah dan dipergunakan untuk hal yang buruk,” Lanjut Denis.
Atase Kedubes Belarus di Jakarta, Andrei Trusov menjelaskan bahwa negaranya berkeputusan untuk menyingkirkan senjata nuklir yang dulu pernah ada dan dibangun di Belarus.
“Kami menyingkirkan semua persenjataan nuklir kami pada tahun 1997. Semua itu kami kirim ke Rusia untuk dimusnahkan. Kami takut kalau kami simpan dan nantinya malah dipergunakan oleh pihak dengan ambisi negatif,” ungkap Andrei.
“Ini adalah perilaku baik yang patut dicontoh oleh negara-negara lain,” tutupnya.