Liputan6.com, Urumqi - Para konsumen mungkin akan mendapat lebih banyak pilihan warna alami untuk produk wol, karena ilmuwan China dapat mengubah warna bulu domba dengan cara mengedit gen hewan tersebut.
Ilmuwan dari Urumqi, Xinjiang, berhasil membesarkan 5 ekor domba beragam warna dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai CRISPR-Cas9.
Baca Juga
Di Xinjiang Academy of Zootechnical Science, terdapat 5 domba yang menarik perhatian. Dua ekor memiliki corak warna hitam putih, dua lainnya berwarna hitam dengan totol putih, sementara domba terakhir berwarna cokelat putih layaknya cappuccino.
Advertisement
"Domba yang lahir pada bulan Maret itu telah menjadi hewan peliharaan kesayangan kami," ujar kepala peneliti, Liu Mingjun.
Menurut Liu, ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mengubah warna bulu hewan besar melalui teknik CRISPR-Cas9. Sebelumnya, percobaan tersebut hanya terbatas dilakukan pada tikus.
Baca Juga
Dengan CRISPR-Cas9, konsumen dapat membeli produk wol dengan pilihan warna lebih beragam tanpa harus menambahkan pewarna buatan. Tak hanya itu, para peternak juga dapat memesan warna sesuai dengan kebutuhan atau kesukaan mereka.
Dikutip dari Xinhuanet.com, Selasa (7/6/2016), tim Liu memilih ASIP, yakni gen kunci untuk mempengaruhi warna bulu domba, yang digunakan untuk mengedit warna sesuai dengan keinginan.
CRISPR yang merupakan singkatan dari clustered regularly interspaced short palindromic repeats, dipilih sebagai terobosan paling mutakhir pada tahun 2015 oleh salah satu jurnal sains AS.
Penemuan tersebut dinilai sebagai gunting molekuler yang dapat secara selektif membuang bagian genom tak diinginkan dan menggantinya dengan DNA baru. Sementara itu Cas9 adalah jenis protein tertentu terkait CRISPR di mana pola genetiknya dapat diubah dengan modifikasi genom.
"Dibandingkan dengan pendekatan mutasi gen tradisional, di mana peneliti membutuhkan puluhan tahun untuk mengembangkan bibit baru, mengedit gen jauh lebih efektif," ujar Liu.
Pada tahun lalu, timnya telah mendesain 38 domba yang menunjukkan kelebihan pada otot dan pertumbuhan wol. Hewan tersebut akan dipelajari lebih lanjut mengenai stabilitas genetiknya selama reproduksi pada musim gugur tahun ini.