Liputan6.com, Cape Town - Beberapa hari yang lalu, kelompok End Times Propechies menyebut bahwa Jumat, 29 Juli 2016, akan menjadi akhir dari kehidupan di dunia.
End Times Propechies menjelaskan penyebab kiamat 29 Juli itu dengan mengunggah video berdurasi 17 menit berjudul “Why The World Will End Surely On 29 July 2016".
Dalam awal video, narator End Times Propechies menyebut, "Ini adalah Armageddon News. Dalam siaran ini kita akan membahas kedatangan kedua Yesus Kristus, yang terjadi pada saat terbaliknya kutub magnetik dan gempa bumi di seluruh dunia."
Advertisement
Kelompok yang dikenal gemar mengembuskan isu kiamat itu memprediksi, bergesernya kutub magnetik Bumi akan memulai serentetan peristiwa yang menyebabkan kiamat.
Meski telah disanggah oleh NASA, video yang diunggah oleh End Times Propechies itu pun kembali menuai kontroversi.
Kali ini kelompok 'peramal' kiamat lain, Armageddon News, mengklaim bahwa End Times Propechies itu telah mengambil video miliknya. Demikian seperti dikutip dari Metro, Rabu (27/7/2016).
"Seseorang telah mengunggah kembali video kami dan berkata bahwa akhir dunia akan terjadi pada 29 Juli," tulis John Preacher dari Armageddon news dalam Facebook.
"Tak akan terjadi apapun pada 29 Juli. Kami tak pernah mengklaim hal seperti itu, tanggal itu hanyalah tanggal palsu yang disebarkan secara online," ujarnya.
Menurut Preacher, 29 Juli tak akan terjadi kiamat karena harus ada beberapa ramalan yang harus dipenuhi.
"Kami tak pernah menyebut bahwa sesuatu akan terjadi pada 29 Juli. Ada beberapa ramalan yang harus dipenuhi, termasuk penaklukan Yerusalem yang berlangsung selama 42 bulan, sebelum Kedatangan Kedua dan gempa bumi terjadi," jelas Preacher.
Bukan kali ini saja End Times Prophecies mengeluarkan isu datangnya kiamat.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Bumi akan dihantam asteroid pada 6 Mei. Selain itu kelompok tersebut juga menyebut, Barack Obama akan mengungkap bahwa ia seorang Anti-Kristus pada Juni -- namun semuanya tak terbukti.