Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tidur Telanjang Ternyata Sehat, Ini Alasannya

Para peneliti mengungkapkan bahwa tidur bertelanjang bukan hanya nyaman, tapi juga memiliki manfaat lain.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 13 Agu 2016, 23:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2016, 23:30 WIB
Naked sleep (0)
Selain untuk kenyamanan, penurunan suhu saat tidur juga menentukan kapan tubuh manusia siap untuk tidur dan waktunya bangun. (Sumber lifehack.org)

Liputan6.com, London - Bagi sebagian orang, tidur tanpa ditutupi sehelai benang alias telanjang dianggap aneh atau dapat mengundang penyakit. Tapi ternyata tak seperti diduga kebanyakan orang, aktivitas istirahat malam tanpa mengenakan pakaian juga memiliki sisi baik bagi kesehatan. Bagaimana bisa?

Para peneliti mengungkapkan bahwa tidur bertelanjang bukan hanya nyaman, tapi membantu mengatur suhu permukaan kulit sehingga mencegah seseorang terbangun waktu malam.

Selain itu, cara tidur ini menepis bakteria yang biasanya hidup mengandalkan kelembaban yang hangat di bawah pakaian. Jika tidur telanjang bersama pasangan, cara ini dapat menguatkan sistem kekebalan.

Dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (12/8/2016), hasil survei National Sleep Foundation menyebutkan hanya sekitar 12 persen warga AS yang tidur tanpa busana.

Tubuh manusia dirancang untuk mengurangi suhu ketika sedang tidur. Selain untuk kenyamanan, penurunan suhu juga menentukan kapan tubuh manusia siap untuk tidur dan waktunya bangun.

Menurut laman Seeker, suatu penelitian lain bahkan mengungkapkan bahwa pendinginan sekecil apapun pada kulit membantu seseorang untuk tidur lebih nyenyak.

Pendinginan tubuh terutama bermanfaat bagi kaum lanjut usia, dan penelitian ini membenarkan sejumlah penelitian sebelumnya bahwa suhu tubuh yang lebih hangat dapat mengganggu tidur. Baik pada manusia maupun hewan.

Tetap merasa sejuk sepanjang malam juga disebut-sebut meningkatkan metabolisme. Ketika tidur dalam suhu lebih dingin, maka 'lemak coklat' diaktifkan. Jenis lemak baik yang terdapat di leher ini membantu membakar kalori sambil membangkitkan panas tubuh.

Kesejukan di malam hari juga menambah hormon pertumbuhan dan mengurangi kortisol, sehingga menciptakan pola tidur yang lebih baik dan membantu mengurangi ukuran perut, demikian dilaporkan Men's Heatlh.

Pada malam-malam orang dengan pola tidur baik, tubuh mampu sepenuhnya mengisi ulang rendahnya kadar kortisol yang kemudian penuh lagi pada keesokan hari. Sehingga orang memiliki energi ketika bangun.

Jika tidur terganggu, tubuh manusia secara otomatis menghasilkan lebih banyak kortisol yang kemudian meningkatkan nafsu makan di keesokan harinya.

Kesempatan Bernafas bagi Kulit

Banyak spesialis yang menganjurkan tidur bertelanjang sebagai cara bagi kulit untuk bernafas, yang penting terutama bagi wanita. Infeksi bakteri yang lazim berkembang di daerah hangat dan lembab dapat terjadi ketika tidur mengenakan piama.

Dr. Alyssa Dweck, seorang asisten profesor klinis OB/GYN di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, New York, kepada Live Science mengatakan, "Bagian pribadi wanita dilingkupi seharian dengan pakaian dan kain yang tak bernafas sehingga menimbulkan iritasi vagina."

Daerah itu dapat menjadi tempat perkembangbiakkan infeksi ragi dan bakteri, sehingga sebaiknya daerah ini dibiarkan bernafas beberapa jam setiap malam untuk mencegah bakteri.

Selain untuk kenyamanan, penurunan suhu saat tidur juga menentukan kapan tubuh manusia siap untuk tidur dan waktunya bangun. (Sumber indianspice.co.za)

Tapi tidur bertelanjang bukan hanya baik untuk kaum wanita. Cara tidur ini penting juga bagi kaum pria agar memperbanyak produksi sperma.

Menurut laporan Men's Health, dianjurkan agar buah pelir pria berada pada suhu 35 hingga 35,6 derajat Celcius. Suhu ini lebih dingin daripada rata-rata keseluruhan suhu tubuh pada 37,5 derajat Celcius.

Ternyata, mutu sperma berkurang jika buah zakar menjadi terlalu hangat, seperti terungkap dalam penelitian pada kaum pria pengguna sauna.

Selain baik bagi kesehatan, tidur telanjang baik juga bagi hubungan. Para pakar mengatakan bahwa kontak kulit-ke-kulit menyebarkan hormon oksitosin dalam otak manusia.

Hormon cinta ini mendekatkan pasangan secara emosional dan meningkatkan rasa percaya dalam hubungan. Kontak ini juga terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kadar kortisol, dan menurunkan tekanan darah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya