Liputan6.com, New York - Setiap orang mempunyai selera masing-masing. Ada yang doyan menghamburkan uang, bertingkah aneh, atau bahkan dipertanyakan secara hukum.
Tapi kebanyakan di antara kita tidak bisa berbuat sesuka hati memenuhi aneka selera tersebut karena keterbatasan dana dan waktu.
Namun, bagi beberapa orang yang berkelebihan harta, sepertinya tidak ada hambatan untuk melakukan apapun yang mereka mau, walaupun terdengar nyeleneh.
Advertisement
Baca Juga
Para 'the haves' atau orang tajir kerap kali melakukan hobi aneh. Dari mulai kencan aneh, kanibalisme hingga intimidasi hidung, Liputan6.com kutip dari listverse.com pada Senin (29/8/2016), berikut adalah 10 kebiasaan aneh yang pernah dilakukan oleh para miliarder.Â
1. Kisah Cinta Aneh Howard Hughes
Sebelum menjadi seorang yang lebih tertutup, Howard Hughes dihormati di seluruh dunia karena pencapaiannya dalam dunia penerbangan.
Pada 1938, Hughes berencana memecahkan rekor penerbangan keliling dunia dan ia pergi ke London untuk membicarakan hal-hal logistik terkait dengan para pakar penerbangan.
Ketika menginap di Savoy Hotel, ia mulai berselingkuh dengan Barbara Hutton, seorang wanita kaya penerus keluarga Woolworth. Hughes kemudian ketagihan sesuatu.
Menurut Hutton, "Ia melihat saya susah mencapai orgasme dan penasaran mencoba untuk membuat saya orgasme pertama kalinya…ia merangsang dirinya dan mengatakan saya tidak akan meraih orgasme."
"Ketika saya merangsang diri, ia menepis tangan saya. Ia tidak sudi melihat seorang wanita hanyut dalam kenikmatan karena merasa harus mengendalikan situasi secara mutlak."
Setelah urusannya tuntas di London, Hughes kembali ke pacarnya saat itu, Katharine Hepburn, di Amerika.
2. Pria Pembeli Stonehenge
Sebelum Stonehenge menjadi milik umum dan situs Warisan Dunia, situs itu sempat menjadi milik jutawan Inggris bernama Cecil Chubb.
Pada 1915, Chubb membeli Stonehenge dan tanah di sekitarnya pada harta 6.600 poundsterling melalui sebuah lelang. Setelah membelinya, ia mengaku itu semua karena dorongan dadakan.
Tapi ada 2 kisah tentang itu. Pertama, Chubb disebut-sebut membeli Stonehenge sebagai hadiah bagi istrinya. Tapi istrinya tidak mau, karena lebih ingin memiliki gorden yang ada di pelelangan. Karena itu, Chubb menyumbangkan tanah tersebut kepada pemerintah Inggris.
Kisah ke dua menyebutkan bahwa ia menyumbangkan properti itu karena khawatir dibeli oleh warga Amerika.
Entah mana yang benar, yang jelas ia menerima gelar First Baronet of Stonehenge.
Hidup Miskin Walaupun Kaya
3. Kakak Beradik King
Pada 1925, Maurice dan Harold King pindah ke ranch di provinsi Alberta Kanada, hanya dengan bermodalkan uang US $5 (US $68,76 nilai 2016, Rp 912 ribu). Ketika mereka berdua meninggal pada 1990-an, nilai properti mereka melonjak menjadi $6 juta ($ 9,2 juta nilai 2016, Rp 122 miliar).
Walaupun begitu, dua bersaudara ini tinggal dalam gubuk kayu berukuran kecil di tengah ranch seluas 2.000 akre (lebih dari 8 kilometer persegi) tanpa listrik atau saluran air.
Karena sangat cermat dalam bisnis, mereka tetap berkembang pada masa Depresi Besar, ketika yang lainnya bertumbangan.
Ada saja selentingan tentang gaya hidup eksentrik mereka. Ada yang bilang mereka menyuguhkan air minum dengan tikus di dalamnya, makan daging tikus untuk sandwich mereka, bahkan membiarkan anjing liar menjilati piring hingga bersih. Semua itu dibantah oleh seorang wartawan yang berkunjung pada 1973.
Walaupun kekayaan mereka sangat bernilai, kakak beradik ini hidup seperti orang miskin hingga akhir hayatnya. Harold meninggal saat berusia 96 tahun pada 1995, sedangkan Maurice meninggal saat berusia 98 tahun pada 1996.
4. Raja Minyak Beristri Dua
H.L. Hunt pernah menjadi orang terkaya sedunia. Sebelumnya, ia adalah penjudi profesional, tapi kekayaannya berasal dari ladang minyak Daisy Bradford yang waktu itu menjadi yang terbesar di daratan Amerika Serikat.
Ia adalah seorang konservatif sayap kanan dan pernah menerbitkan novel Alpaca pada 1960. Di dalamnya, ia mengungkapkan agar orang yang lebih banyak membayar pajak mendapatkan lebih banyak hak untuk memilih.
Tapi keganjilannya tidak selesai di situ. Ia memiliki 2 istri dan hidup dalam 3 keluarga. Keluarga utamanya dibangun bersama dengan Lydia Bunker dan memiliki 7 anak. Mereka tinggal di Mount Vernon di Dallas, negara bagian Texas.
Pada saat yang sama, ia menikah dengan Frania Tye, yang tinggal di Tampa Bay, negara bagian Florida. Di sana, ia mengaku bernama Franklin Hunt. Mereka memiliki 4 anak.
Setelah Lydia meninggal, ia mulai membentuk keluarga rahasia dan menikahi sekretaris yang sekaligus menjadi wanita simpanannya, Ruth Ray. Mereka memiliki 4 anak.
Ia meninggal dunia pada 1974 dan sejak saat itu 14 anaknya yang masih hidup dan keturunan mereka berkelahi memperebutkan kekayaannya melalui gugatan-gugatan hukum dan proses pembangkrutan yang masih ada hingga sekarang.
5. Keluarga Pembuat Whiskey dan Kanibal
James Jameson adalah ahli waris raksasa pembuat minuman whiskey Jamesin Irish. Ia juga dikenal sebagai penjelajah.
Pada 1887, penjelajah terkenal bernama Henry Stanley merekam suatu kejadian di Ribakiba. Jameson bertemu dengan Tippu Tip, seorang pedagang budak dari Arab dan mengaku tertarik menonton para kanibal (manusia pemakan manusa).
Ia menyerahkan 6 helai saputangan untuk membeli seorang anak perempuan berusia 10 tahun untuk diserahkan ke satu kampung suku kanibal.
Jameson mencatat peristiwanya dan bahkan menggambar beberapa sketsa yang belakangan diwarnai menggunakan cat air. Hasilnya dipamerkan kepada kepala suku.
Pada awalnya, Stanley tidak terlalu percaya, tapi setelah berbicara dengan penterjemah Jameson, ia menyimpulkan bahwa hal itu benar terjadi.
6. Harry Thaw dan Pegawai Hotel
Harry K. Thaw adalah seorang pecandu narkoba sekaligus playboy ulung. Kehidupannya mengundang kontroversi karena cinta segi tiga yang tragis.
Kisah itu melibatkan istrinya, Evelyn Nesbit yang dipandang sebagai salah satu wanita tercantik di AS, dan Stanford White, seorang arsitek yang belakangan dibunuh oleh Thaw.
Tapi ada suatu kejadian yang membayangi kelakuannya. Ketika sedang mengencani Nesbit, Thaw berlibur ke London bersama Nesbit dan ibunya. Mereka tinggal di hotel terpisah.
Suatu hari, ia menaruh setumpuk koin emas dalam lemari pakaian. Thaw kemudian bersembunyi dan menunggu kedatangan bellboy. Karena merasa tidak ada yang melihat, bellboy itu mencuri 2 koin.
Thaw langsung keluar dari persembunyian dan menyeret bellboy itu ke kamar mandi. Ia kemudian menelanjangi, mengikat, dan memukuli bocah itu serta memecutnya menggunakan cemeti kuda.
Thaw tidak pernah dihukum, tapi memberi 'uang damai' senilai US$5.000.
Advertisement
Intimidasi Menggunakan Hidung
7. Eksperimen Telepati John Hays Hammond, Jr.
John Hays Hammond Jr. adalah seorang penemu AS yang menggunakan kesuksesannya membangun Hammond Castle bergaya Abad Pertengahan di Gloucester, negara bagian Massachussetts.
Dalam kastil itu, ia mempunyai sebuah laboratorium tempatnya menyempurnakan teknologi pengendali jauh yang mengharumkan namanya.
Dari 1951 hingga 1952, ia bekerjasama dengan seorang cenayang bernama Eileen Garrett untuk meneliti telepati.
Ia mengurung Garrett dalam sebuah sangkar Faraday yang dirancang untuk menepis gelombang-gelombang elektromagnetik.
Percobaan ini untuk mengetahui apakah ESP (extra sensory perception, indra ke-6) dihantarkan oleh gelombang elektromagnetik.
Sangkar itu diduga menjadi terlalu panas karena gelombang elektromagnetik yang mengelilinginya sehingga menimbulkan bercak-bercak di lantai Great Hall dalam kastil itu. Bercak-bercak ini masih terlihat hingga sekarang.
Dalam suatu kesimpulan yang aneh, Hammond menyatakan bahwa ESP tidak dihantarkan melalui gelombang elektromagnetik karena Garrett masih bisa melakukan komunikasi ESP walau sedang dikurung dalam sangkar Faraday.
8. Gila Judi Terry Watanabe
Kekayaan Terry Watanabe diperoleh dari perusahaan pernak-pernik pesta milik keluarga di Omaha, negara bagian Nebraska.
Sayangnya, ia jadi sangat ketagihan judi. Mula-mula di sebuah kasino di Iowa, lalu ke Las Vegas.
Steve Wynn, pemilik kasino-kasino Wynn Las Vegas bahkan melarangnya berjudi di properti miliknya. Tapi, Casesars Palace menerimanya dengan senang hati.
Selama lebih dari 1 tahun, semenjak 2007, Watanabe berjudi hingga US$127 juta (US $142 juta nilai 2016, Rp 1,9 triliun). Faktanya, ia yang diperjudikannya merupakan 5,6 persen dari keuntungan kelompok usaha Harrah -- pemilik Caesars Palace -- untuk tahun itu.
Setelah menolak membayar $14,7 juta (US $ 16,4 juta nilai 2016, Rp 218 miliar) kredit yang dipergunakannya, perusahaan itu menyeretnya ke pengadilan dengan tuduhan penipuan.
Menurut Watanabe, pegawai kasino secara tidak sah mencekokinya dengan minuman keras dan obat penekan rasa sakit agar ia tetap di hotel judi tersebut.
Jika terbukti, Watanabe bisa dihukum penjara selama 28 tahun. Namun demikian, semua dakwaan digugurkan setelah dua belah pihak membuat kesepakatan rahasia pada 2010.
9. Hidung J.P. Morgan
J.P. Morgan, pemodal legendaris dan salah satu orang terkaya yang pernah ada, terkenal dengan kepiawaian bisnis dan kepribadian yang licin. Tapi, ia benar-benar gundah tentang hidungnya.
Hidungnya yang menebal merupakan akibat kondisi kulit yang dikenal dengan rosacea. Ia berusaha keras menutupinya.
Hampir semua foto dirinya direka ulang dan semua foto yang tidak terjangkau olehnya telah dimusnahkan.
Karena pernah kejang-kejang di masa kecil, Morgan tidak pernah mengijinkan dokter menangani hidungnya. Ia khawatir kalau-kalau obat bius dapat membuat kambuh kejang-kejangnya.
Walaupun tidak merasa nyaman dengan penampilannya, ia kerap memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan intimidasi orang-orang yang berbisnis dengannya.
10. Wasiat Miliarder Kesepian
Luis Carlos de Noronha Cabral da Camara adalah seorang putra tidak sah seorang ibu aristokratik Portugis yang acuh.
Walaupun dengan garis keturunan dan kekayaan yang mencengangkan, Carlos tidak pernah menemukan kebahagiaan sejati. Ia mengisi hidupya dengan minum-minum, menembak, dan mengendarai motor.
Carlos tidak memiliki anak atau keluarga sehingga ia menulis surat wasiat yang tidak biasa. Ketika ia akhirnya mabuk hingga meninggal pada 2007, wasiatnya pun dijalankan.
Ia memilih 70 orang secara acak dari nama-nama dalam buku telepon. Carlos memilih untuk mewariskan seluruh hartanya kepada mereka.
Carlos ditengarai lebih rela memberikan uangnya kepada orang-orang tak dikenal daripada memberikan kepada negara yang dianggapnya telah banyak mengeruk uangnya.
Setelah seluruh harta warisannya dipecah-pecah, tiap-tiap penerima mendapat beberapa ribu euro. Banyak di antara penerima warisan itu yang tak mempercayai rejeki nomplok yang tiba-tiba datang.
Menurut seorang sahabat yang menyaksikan wasiat itu, reaksi para penerima seperti itulah yang diinginkan si pemberi.