Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahunnya, Indonesia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan terkait haji. Pada 2016 bahkan terungkap ratusan orang Indonesia menggunakan paspor Filipina ilegal untuk masuk ke Arab Saudi.
Akar masalah ini adalah kurangnya kuota haji bagi jemaah asal Indonesia. Menanggapi persoalan tersebut, pemerintah tengah berupaya meminta kuota haji yang tak terpakai dari beberapa negara Asia.
Baca Juga
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, proses permintaan kuota tak terpakai tengah bergulir. Langkah awalnya telah dilakukan, yaitu menemui otoritas Arab Saudi.
Advertisement
"Jadi gini, kita harus bicara dengan pemerintah Arab Saudi. Saya mulai bicarakan saat ketemu Menlu Saudi di G20 dan masih menunggu respons dari pemerintah Saudi," sebut Retno di kantor Kemlu, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Dia menjelaskan, Indonesia harus menunggu sampai Arab Saudi memberi keputusan. Setelah itu, RI baru bisa berbicara dengan negara-negara yang kuotanya tak terpakai
"Apabila Arab Saudi akan beri lampu hijau, maka kita akan mendekati negara yang sepakat sisa dari kuota tak dipergunakan," kata dia,
Terkait berapa kuota yang diminta, Retno belum bisa menjawab. Sebab, pemerintah harus melakukan perhitungan terlebih dahulu.
"Enggak tahu kita harus mendata berapa kuota mereka dan berapa tiap tahunnya yang dipakai. Prinsip izin atau setuju harus diberikan Arab Saudi lebih dulu," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah siap meminta Arab Saudi memperbolehkan Indonesia memakai kuota haji dari beberapa negara tetangga yang tak terpakai. Sehingga tidak ada lagi kasus haji ilegal yang terjadi saat ini.
"Saya juga sampaikan tambahan itu juga bisa ditambah lagi dengan kuota yang diberikan Filipina, Singapura, Jepang, yang tidak terpakai, akan kita pakai semuanya," pungkas Presiden.