Liputan6.com, Hanoi - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, dirinya telah memberi tahu Amerika Serikat bahwa latihan militer bersama yang biasanya dilakukan akan berakhir pada pekan depan. Hal itu ia sampaikan pada Rabu 28 September malam di depan komunitas Filipina di Hanoi, Vietnam.
Pria yang akrab disapa Digong itu mengatakan, dirinya akan tetap mempertahankan aliansi militer dengan ASÂ karena adanya perjanjian pertahanan pada 1951. Dia menambahkan, latihan terakhir pekan depan akan dilakukan hanya karena ia tak ingin mempermalukan menteri pertahanannya.
Baca Juga
Dalam kesempatan itu Duterte menyebut, ia ingin membangun aliansi perdagangan dan perniagaan dengan China dan Rusia. Beberapa pekan lalu, mantan wali kota Davao itu juga tengah mempertimbangkan membeli peralatan militer dari dua negara tersebut.
Advertisement
Dikutip dari The Guardian, Jumat (30/9/2016), ia juga berencana agar kebijakan luar negeri Filipina tak bergantung pada Negeri Paman Sam itu.
"Aku akan memberi tahu Anda sekarang bahwa ini menjadi latihan militer terakhir. Bersama, Filipina-AS, yang terakhir," ujar Duterte.
"Saya akan mempertahankan aliansi militer karena ada pakta RP-US yang negara kita tandatangani di awal tahun 1950-an," imbuhnya.
Sebagai presiden, ia telah mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali hubungan dengan China, yang sempat mengalami ketegangan saat masa pemerintahan presiden sebelumnya akibat konflik teritorial berkepanjangan di Laut China Selatan.
Awal bulan ini, Duterte tak mengizinkan pasukan Filipina melakukan patroli bersama dengan kekuatan asing di perairan yang mengalami sengketa di dekat Laut China Selatan.