Liputan6.com, Leipzig - Seorang imigran asal Suriah yang diduga sebagai pelaku bomber bandara Berlin dilaporkan tewas di dalam sel penjara di Leipzig, Jerman. Menurut otoritas setempat ia bunuh diri.
Namun, menurut Menteri HAM negara bagian Saxony, kematian Jaber al-Bakr akan tetap diinvestigasi untuk mengetahui apakah ia benar bunuh diri atau dihabisi.
Baca Juga
Jaber diserahkan kepada polisi pada Senin, 10 Oktober 2016 lalu oleh tiga pencari suaka dari Suriah setelah ia bersembunyi selama dua hari.
Advertisement
Dilansir dari BBC, Kamis (13/10/2016), polisi telah mengintai Jaber selama berbulan-bulan. Akan tetapi, polisi gagal menahannya saat mereka menggerebek flat-nya pada Sabtu lalu.
Namun polisi menemukan 1,5 kg TATP, sebuah bahan peledak buatan rumah yang digunakan dalam serangan Paris pada November lalu serta bom Brussels pada Maret.
Semenjak penahanannya, Jaber yang berusia 22 tahun, melakukan aksi tutup mulut dan mogok makan. Menurut harian Der Spiegel, ia dilaporkan berada dalam pengawasan selama 24 jam.
Status pencari suaka Jaber dikabulkan pada tahun lalu. Menurut laporan mata-mata Jerman, mereka mendapat laporan bahwa pria itu merencanakan penyerangan. Oleh sebab itu, badan intelijen telah memberi peringatan kepada polisi negara bagian Saxony.
Menurut aparat, mereka menemukan fakta bahwa Jaber menggunakan internet untuk membuat bom.
Kematian Jaber, menurut BBC, akan membuat polisi semakin sulit menemukan rencana penyerangan dan jaringan teror. Namun, polisi yakin ia memiliki kaitan dengan ISIS.