Kemlu: ASEAN dan Dunia Turut Kehilangan Sosok Raja Bhumibol

Kesedihan mendalam yang dirasakan rakyat Thailand atas wafatnya Raja Bhumibol juga melanda kawasan ASEAN dan dunia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 13 Okt 2016, 21:46 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 21:46 WIB
20161013- Raja Thailand Meninggal Warga Menangis Histeris-Reuters
Warga berkumpul di Rumah Sakit Siriraj sambil membawa gambar Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10). Mereka datang karena khawatir akan kondisi kesehatan sang Raja dan berusaha mendoakannya. (REUTERS / Chaiwat Subprasom)

Liputan6.com, Jakarta - Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej diumumkan wafat pada Kamis 13 Oktober. Duka mendalam pun dirasakan rakyat di Negeri Gajah Putih atas kepergian sosok Bhumibol yang begitu mereka cintai.

Ucapan turut berduka cita pun mengalir. Salah satunya datang dari Indonesia.

"Indonesia menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Raja Thailand Y. M. Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok pada Kamis, 13 Oktober 2016," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com.

"Indonesia mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan kedamaian kepada Y.M. Raja Bhumibol Adulyadej serta memberikan ketabahan dan kekuatan kepada seluruh keluarga kerajaan dalam menghadapi duka ini," sambung dia.

Kepergian Bhumibol, lanjut dia, tak hanya meninggalkan kesedihan bagi Indonesia dan Thailand. Namun juga seluruh negara anggota ASEAN.

"ASEAN dan dunia akan merasa kehilangan dengan berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati dan dicintai rakyatnya," tutur dia.

"Raja Bhumibol Adulyadej, dikenal sebagai negarawan yang dekat dengan rakyatnya, yang telah membawa persatuan, pembaharuan dan kesejahteraan bagi rakyat Thailand," imbuhnya.

Bhumibol Adulyadej adalah penguasa monarki terlama di dunia. Ia telah memerintah selama 70 tahun. Sosoknya dianggap sebagai simbol stabilitas bagi rakyat Thailand yang rentan dilanda konflik dan perpecahan politik.

Wafatnya Raja Bhumibol disambut tangis dan ratapan rakyatnya. Sementara itu, pemerintahan junta militer bersiap menghadapi potensi konflik yang mungkin terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya