Liputan6.com, Sanaa - Pemimpin kelompok Houthi Abdul-Malik al-Houthi pada Jumat (7/3/2025) memberikan tenggat waktu empat hari kepada para mediator untuk memastikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Dia memperingatkan jika Israel terus memblokir pengiriman bantuan, operasi laut terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel akan dilanjutkan.
Dalam pidato televisi yang membahas perkembangan regional dan internasional, al-Houthi mengkritik agresi berkelanjutan Israel terhadap Palestina. Dia menekankan gerakannya tidak hanya terbatas pada mengeluarkan pernyataan, namun mampu memberikan dukungan langsung kepada perlawanan Palestina.
Baca Juga
Al-Houthi menyatakan sementara Hamas telah sepenuhnya memenuhi kewajibannya di bawah kesepakatan gencatan senjata Jalur Gaza, pihak Israel gagal menepati bagian mereka.
Advertisement
"Aspek kemanusiaan dari kesepakatan ini mencakup kewajiban yang jelas dengan jaminan dari para mediator, namun Israel berusaha menghindarinya," ujarnya seperti dikutip dari Al Mayadeen, Sabtu (8/3).
Al-Houthi juga mengutuk serangan Israel yang semakin intensif di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, menyoroti peran pemukim Israel dalam meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina. Dia mengkritik dukungan Amerika Serikat (AS) kepada Israel di bawah Presiden Donald Trump, mengatakan bahwa dukungan AS telah mendorong kebijakan rezim untuk mengusir dan melakukan agresi terhadap warga Palestina.
Â
Kecaman Mesir dan Qatar
Mesir mengecam keputusan Israel untuk menghentikan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata.
"Mesir menegaskan bahwa tindakan ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata melawan rakyat Palestina.
Qatar, yang juga merupakan mediator gencatan senjata, juga mengatakan Israel telah melanggar kesepakatan tersebut.
"Qatar dengan tegas mengecam keputusan pemerintah pendudukan Israel untuk menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan menganggapnya sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata, (dan) hukum humaniter internasional," tegas Kementerian Luar Negeri Qatar, menambahkan penolakan keras terhadap penggunaan makanan sebagai senjata perang.
Di sisi lain, Federasi Internasional Palang Merah (ICRC) mengungkapkan bahwa sangat penting bahwa gencatan senjata dan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza tetap berlangsung.
"Itu untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan akan keamanan, tempat tinggal, perawatan kesehatan, makanan, dan dukungan psikologis sementara solusi berkelanjutan untuk perdamaian jangka panjang ditemukan," tegas Sekretaris Jenderal Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Jagan Chapagain di platform media sosial X.
Advertisement
