Doa Raja-Raja Dunia untuk Mendiang Bhumibol Adulyadej

Mulai dari Raja Bhutan hingga Raja Belanda menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Raja Thailand.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Okt 2016, 07:22 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2016, 07:22 WIB
20161014- Rakyat Thailand Banjiri Jalan Saat Pemindahan Jenazah Bhumibol Adulyadej-Reuters
Seorang warga memegang foto Raja Bhumibol Adulyadej jelang pemindahan jenazah ke Grand Palace, Bangkok, Thailand, Jumat (14/10). (REUTERS / Athit Perawongmetha)

Liputan6.com, Bangkok - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej begitu dicintai. Tidak hanya di dalam negeri, namun seluruh dunia juga memperlihatkan kencintaan yang sama.

Beberapa raja dunia telah menujukkannya. Raja Bhutan, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dan ratunya bahkan sudah merencanakan mengunjungi Bangkok untuk memberikan penghormatan terakhir.

Bhutan, negara kecil Asia Selatan, memang begitu menghormati Raja Bhumibol. Saat menerima kabar Orang Nomor Satu di Thailand ini wafat, libur nasional langsung diterapkan kepada seluruh warganya.

Raja Jigme bersama seluruh pejabat istana dan pemuka agama sesaat setelah menerima kabar pun langsung menggelar doa di Istananya.

Bhutan dan Thailand sudah sejak lama menjalin hubungan begitu harmonis. Saat Raja Bhumibol merayakan 60 tahun memerintah, pada 2006 lalu, Raja Jigme turut datang ke Negeri Gajah Putih.

Tidak cuma Bhutan, Raja Malaysia Abdul Halim Mu'adzam Shah juga memanjatkan doa untuk mendiang Raja Bhumibol.

"Yang di-Pertuan Agong Tuanku Abdul Halim Mu'adzam Shah dan Raja Permaisuri Agong Tuanku Hajah Haminah menyampaikan duka medalam atas meninggalnya raja Thailand Bhumibol Adulyadej," sebut pernyataan resmi Kerajaan Malaysia seperti dikutip dari Bernama, Sabtu (15/10/2016).

Sementara itu di belahan dunia lain, tepatnya di Eropa, Raja Belanda, Willem-Alexander turut memuji Raja Thailand.

"Raja Bhumibol menekankan nilai-nilai harmoni dan kerjasama damai di negaranya." sebut William Alexander.

"Istri, ibu dan saya memiliki kenangan yang hangat dari pertemuan kami dengan raja yang meninggal Kamis pada usia 88 tahun," jelas Willem-Alexander dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders di Bangkok untuk pertemuan Uni Eropa dan negara-negara Asia Tenggara menyebut, Raja Bhumibol merupakan "simbol persatuan" bagi penduduk Thailand yang memainkan peran untuk menstabilkan politik di negaranya yang bergolak.

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej wafat pada Kamis, 13 Oktober 2016. Sang pemimpin monarki berpulang pada usia 88 tahun.

"Raja berpulang dalam damai pada pukul 15.52 di Rumah Sakit Siriraj di Bangkok," demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak Kerajaan Thailand, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis 13 Oktober.

Raja Bhumibol memimpin negerinya selama 70 tahun. Ia melewati masa-masa sulit Perang Dingin dan konflik dengan sejumlah negara tetangga, Laos, Vietnam, dan Kamboja.

Sang Raja juga memimpin rakyatnya melewati sejumlah pergolakan, termasuk kudeta militer pada Mei 2014 lalu -- yang ke-12 sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya