10 Kota 'Mitos' yang Hilang Ribuan Tahun, Lalu Muncul Kembali

Ada beberapa kasus kota purba yang hilang dan tadinya hanya dianggap mitos dan legenda, namun ditemukan lagi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 21 Okt 2016, 19:55 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 19:55 WIB
Lost heritage (7)
Kuil suku Maya di Belize. Sejumlah bangunan lambang peradaban manusia telah hancur karena kerakusan, kelalaian, ataupun kebencian. (Sumber Live Science)

Liputan6.com, London - Kisah Atlantis merupakan suatu kisah paling terkenal tentang kota yang hilang. Kota itu disebut-sebut ditelan lautan dan hilang selamanya.

Namun demikian, kisah Atlantis bukanlah satu-satunya karena beberapa budaya lain juga memiliki legenda serupa tentang kawasan luas atau kota yang raib ditelan gelombang, terkubur tanah dan pasir, atau ditelan hutan belantara.

Dikutip dari Ancient Origins pada Jumat (21/10/2016), kebanyakan kota-kota itu tidak pernah ditemukan lagi. Tapi, ada beberapa kasus kota purba yang hilang dan tadinya hanya dianggap mitos dan legenda, namun ditemukan lagi.

Dengan temuan-temuan itu, ada dugaan bahwa sebenarnya masih banyak lagi kota-kota yang hilang masih akan ditemukan di masa depan.

Berikut ini adalah 10 kota yang hilang, namun ditemukan kembali:

1. Pilar-pilar Iram, 'Atlantis Gurun Pasir'

(Sumber Ancient Origins)

Atlantis Padang Pasir adalah kota, suku, atau daerah yang hilang dan pernah tertera dalam Alquran. Ia dikenal juga sebagai Pilar-pilar Iram. Dalam Al Quran, Iram disebut memiliki bangunan-bangunan megah dan dihuni oleh penduduk kaum Ad.

Karena mereka berpaling dari Allah, Nabi Hud diutus untuk memperingatkan mereka agar kembali menyembah dan taat kepada Allah. Warga Iram bereaksi secara bermusuhan dan tidak mendengarkan kata-kata Hud.

Akibatnya, legenda menyebutkan bahwa Ad dihukum dan badai pasir melingkupi kota itu selama 7 hari dan 7 malam. Akhirnya, Iram lenyap terkubur di bawah pasir, seakan tidak pernah ada.

Pada awal 1990-an, suatu tim di bawah pimpinan seorang arkeolog amatir sekaligus pembuat film bernama Nicholas Clapp mengumumkan telah menemukan kota purba bernama Ubar yang kemudian diidentifikasi sebagai Pilar-pilar Iram.

Temuan itu dimungkinkan dengan menggunakan satelit pencitraan jarak jauh milik NASA, radar penembus tanah, data program Landsat, dan sejumlah gambar dari wahana ulang-alik Challenger.

Semuat itu memungkinkan tim untuk mengenali rute-rute purba perdagangan onta dan titik-titik persilangan rute-rute itu. Salah satu titik persilangan itu dekat dengan sumber air terkenal di Shisr, provinsi Dhofar, Oman.

Ketika ekskavasi dilakukan di situs itu, terkuak benteng segi delapan dengan tembok-tembok tinggi dan menara-menara yang menjulang. Tim mengumumkan mereka telah menemukan Pilar-pilar Iram yang legendaris.

Masih ada keraguan bahwa Ubar dan Iram merupakan satu kota yang sama, tapi diduga kisah Iram sebenarnya terinspirasi oleh kisah kota Ubar dan seiring berjalannya waktu disesuaikan untuk membawa pesan agar taat kepada Allah.

2. Kota Helike yang Hilang

(Sumber Ancient Origins)

Kota purba legendaris Helike terletak di Achaea, di barat laut semenanjung Peloponnesia. Pada masa jayanya, kota itu paling terkemuka di antara Liga Achaea pertama, yaitu konfederasi 12 kota di kawasan tersebut.

Karena posisinya, Helike merupakan pusat penting untuk ekonomi, budaya dan agama. Dewa pelindung Helike adalah Poseidon, dewa Yunani untuk laut dan gempa bumi. Hal ini tidak mengagetkan karena posisi Helike di salah satu kawasan paling rawan gempa di Eropa.

Suatua malam saat musim dingin 373 SM, kota Helike binasa. Ada sejumlah catatan tentang musnahnya kota itu, misalnya penampakan 'tiang-tiang besar yang membara' dan migrasi besar-besaran hewan-hewankecil dari pantai ke pegunungan beberapa hari sebelum bencana

Sebuah gempa besar diikuti dengan tsunami besar dari Teluk Korinth menyapu kota Helika dari permukaan Bumi. Regu penolong yang datang belakangan tidak menemukan ada yang selamat. Perlahan-lahan, lokasi Helike raib.

Di awal Abad ke-19, beredarlah beberapa spekulasi tentang situs sebenarnya kota itu. Namun demikian, baru pada 2001 lah kota itu berhasil digali lagi di Achaea, Yunani. Pada 2012, seluruh lapisan perusaknya dibersihkan sehingga dapat dipastikan bahwa itulah kota Helike.

3. Heraclion, kota Mesir Kuno

 

(Sumber Christoph Gerigk via Ancient Origins)

Heraclion, tempat keberadaan kuil penobatan Cleopatra, tenggelam ke Laut Tengah, di lepas pantai Mesir pada kira-kira 1.200 tahun lalu.

Kota itu merupakan salah satu pusat perdagangan penting di kawasan sebelum akhirnya amblas pada sekitar satu milenium lalu. Selama beberapa abad, kota itu disangka sekedar mitos sebagaimana halnya kota Atlantis.

Tapi, pada 2001, para ahli arkeologi bawah air yang sedang mencari kapal perang Prancis menemukan kota yang tenggelam itu.

Setelah membersihkan lapisan-lapisan pasir dan lumpur, para penyelam menemukan kota bawah air yang sangat terawetkan dengan begitu banyak keindahannya yang masih utuh.

Contoh temuan termasuk kuil utama Amun-Gerb, patung-patung raksasa firaun, ratusan patung kecil dewa dan dewi, sebuah sphinx, 64 kapal purba, 700 jangkar, puluhan peti mati, koin-koin emas, dan anak-anak timbangan berbahan perunggu dan batu.

4. Urkesh, Kota Hurria yang Terlupakan

(Sumber Ancient Origins)

Urkesh purba dulunya merupakan kota utama dalam peradaban Hurria di Timur Dekat. Dalam mitologi, kota itu merupakan tempat asal dewa primordial.

Kota itu berkembang antara 4.000 dan 1.300 SM sebagai pusat politik dan keagamaan, sekaligus tempat singgah rute perdagangan utara-selatan antara Anatolia dan kota-kota di Suriah dan Mesopotamia, dan juga rute timur-barat yang menghubungkan Mediternia dan pegunungan Zagros di barat Iran.

Kota itu juga merupakan ibukota kerajaan yang berkuasa atas dataran tinggi di utaranya yang merupakan penghasil tembaga sebagai penyebab kekayaan kota.

Hanya sedikit yang diketahui tentang Urkesh dan peradaban Hurria yang misterius karena kota itu terkubur di bawah pasir gurun selama ribuan tahun dan raib dari catatan sejarah.

Namun demikian, pada 1980-an, para ahli arkeologi menemukan Tell Mozan, gundukan menjulang tinggi yang menyembunyikan peninggalan istana, kuil dan alun-alun purba. Satu dekade kemudian, para peneliti menyadari bahwa Tell Mozan itu adalah Urkesh, kota yang hilang.

Beberapa ekskavasi mengungkapkan pengetahuan tentang kebudayaan awal penduduk Hurria. Ada alun-alun terbuka dengan tangga monumental dan lorong bawah tanah yang dalam sebagai ‘Jalur ke Dunia Akhirat’ yang berkaitan dengan ritual keagamaan.

Sebuah istana besar kerajaan memberikan bukti tertulis yang memungkinkan mengenali kota purba tersebut.

5. Kerajaan Mistis Wales

 

(Sumber Ancient Origins)

Pada Abad ke-6, ada kerajaan legendaris yang dikenal sebagai Cantre'r Gwaelod yang diperintah oleh seorang raja bernama Gwyddno Garanhir. Hingga kira-kira Abad ke-17, Cantre'r Gwaelod dikenal sebagai Maes Gwyddno (artinya 'Tanah Gwyddno'), sesuai dengan nama penguasa Wales itu.

Versi awal legenda terkait Maes Gwtddno mengatakan bahwa daratannya tenggal ketika seorang dukun wanita peri sumur bernama Mererid membiarkan air berlimpah dan menenggelamkan kerajaan itu selamanya.

Beberapa dekade lalu, kemunculan hutan prasejarah  di tengah cuaca buruk di Cardigan Bay, barat Wales, mengundang dugaan bahwa itulah kemungkinan lokasi Cantre'r Gwaelod yang legendaris.

Sejumlah penyidikan mengungkapkan adanya jalur pejalan kaki dengan sejumlah tiang, dan fosil jejak-jejak kaki manusia dan hewan, serta sejumlah perkakas buatan manusia.

Lokasi kerajaan purba itu sekarang diduga ada di antara Ramsey Island an Bardsey Islan di Cardigan Bay, membentang sekitar 32 kilometer kea rah barat garis pantai yang sekarang.

6. Kota Hilang Sang Dewa Monyet

 

(Sumber Ancient Origins)

Dua tahun lalu, pencarian melalui udara di atas hutan di Honduras mengungkapkan ciri-ciri sepanjang beberapa kilometer buatan manusia. Dengan segera, menyebarlah pengumuman bahwa para ahli arkeologi telah menemukan La Ciudad Blanca (Kota Putih), yang dikenal juga sebagai Kota Hilang Sang Dewa Monyet. Tapi semua yang ada hanyalah pemindaian buram hutan belantara.

Pada awal tahun ini, sebuah ekspedisi menyimpulkan penyidikannya dan secara dramatis mengungkapkan bahwa citra-citra dari udara memang menunjukkan jejak-jejak peradaban yang hilang.

Para ahli arkeologi sekarang telah menemukan alun-alun yang luas, benda-benda tanah liat, dundukan, piramida berbahan tanah, dan puluhan artifak halus terbuat dari tanah milik kebudayaan misterius yang belum diketahui.

La Ciudad Blanca adalah kota legendaris yang disebut-sebut berlokasi dalam hutan hujan perawan Mosquitia di timur Honduras. Penakluk dari Spanyol bernama Hernán Cortés melaporakan mendengara informasi "terpercaya" tentang puing-puing purba, tapi tidak pernah menemukannya.

Pada 1927, pilot Charles Lindbergh melaporkan melihat monumeny ang terbuat dari batu putih ketika terbang di atas bagian timur Honduras.

Sekitar 1930-an, ada beberapa selentingan tentang suatu tempat di Honduras yang bernama "Kota Sang Dewa Monyet", yang disamakan dengan Ciudad Blanca. Pada 1939, petualang Theodore Morde mengaku telah menemukan dan membawa ribuan artefak kembali ke Amerika Serikat untuk membuktikannya.

Menurut Morde, penduduk pribumi bercerita tentang sebuah patung raksasa dewa monyet yang terkubur di sana. Ia tidak pernah mengungkapkan lokasi tepat temuannya karena khawatir akan dijarah, tapi ia meninggal sebelum kembali ke situs itu untuk ekskavasi selayaknya.

Pada 1952, penjelajah Tibor Sekelj mencari Kota Putih bersama dengan ekspedisi yang dibiayai oleh Kementrian Kebudayaan Honduras, tapi kembali dengan tangan hampa.

Upaya gencar dilakukan lagi pada 1990-an dan pada 2012 ada temuan penting pertama. Penyidikan-penyidikan lanjutan mengungkapkan kompleks luas yang tidak tersentuh karena terabaikan selama beberapa abad.

7. Kuil Kota Musasir

 

(Sumber Ancient Origins)

Kuil di kota purba Musari merupakan kuil penting kaum Ararat dan diabdikan kepada Haldi, dewa utama kerajaan Urartu, yaitu suata kerajaan pada masa Zaman Besi berpusat di Danau Van, dataran tinggi Armenia.

Letak kerajaan mencakup Turki, Iran, Irak, dan Armania. Kuil itu sendiri didirikan di kota suci Ararat pada 825 SM. Tapi, setelah Musasir dicaplok oleh bangsa Asiria pada Abad ke-8 SM, kuil purba itu lenyap dari sejarah.

Kuil Musasir bertarikh hingga ke masa pertikaian bangsa Urarti, Asiria, Skintia yang saling memperebutkan kawasan yang sekarang ada di utara Irak.

Ukiran-ukiran purba menyebut Musasir sebagai "kota suci yang didirikan di atas landasan batu" dan "kota burung gagak". Nama Musasir sendiri berarti "keluar dari ular".

Penggambaran kuil tersebut ada di ukiran timbul Asiria yang menghiasi istana Raja Sargon II di Khorsapat untuk memperingati kemenangannya atas "tujuh raja Ararat" pada 714 SM.

Selama beberapa tahun kemudian, ada beberapa penelitian dan ekskavasi dilakukan untuk mencoba menentukan lokasi kuil purba Musasir. Semuanya sia-sia hingga akhirnya sebuah ekspedisi pada Juli 2014 yang mengaku telah menemukan kuil purba yang lama raib itu.

Temuan di wilayah Kurdistan di utara Irak tersebut mencakup patung-patung manusia ukuran penuh dan kaki-kaki tiang dri kuil yang diabdikan pada dewa Haldi tersebut. Semuanya bertarikh hingga ke masa pembangunan Musasir.

8. Kota Yang Hilang di Hutan Kamboja

 

(Sumber Ancient Origins)

Pada 2014, para ahli arkeologi Australia menggunakan teknologi pencitraan jarak jauh sehingga menemukan kota yang hilang selama 1.200 tahun di Kamboja yang bahkan telah ada sebelum pembangunan kompleks Angkor Wat.

Damian Evans, direktur pusat penelitian arkeologis Kamboja dari University of Sydney bersama-sama dengan tim kecilnya di Siem Reap, pedalaman hutan Kamboja, mendapat izin untuk menggunakan teknologi Lidar yang memanfaatkan laser.

Cara itumerupakan pertama kalinya teknologi dari udara dipakai untuk penelitian arkeologis di daerah tropis Asia.

Data Lidar muncul layar komputer. Kata Evans, "Dengan instumen seperti ini, kami langsung melihat gambar keseluruhan kota yang selama ini tidak diketahui ada di sana, hebat sekali."

Temuan tersebut terjadi bertahun-tahun sebelum penelitian arkeologis di daratan yang menguak tentang Mahendraparvata, sebuah kota yang hilang di pegunungan Phnom Kulen, sekitar 350 tahun sebelum didirikannya kompleks kuil Angkor Wat di barat laut Kamboja.

Kota itu metupakan bagian dari Kekaisaran Khmer Hindu-Buddha yang memerintah sebagian besar Asia Tenggara dari kira-kira 800 hingga 1400 M.

Menggunakan data lidar, tim arkeologi itu menemukan reruntuhan 5 kuil yang belum dikenal sebelumnya, sebuah patung besar Buddha, bukti kanal-kanal purba, jalan-jalan, dan ratusan gundukan tersebur di seluruh kota yang kemungkinan diduga sebagai kuburan.

Mereka juga menemukan sebuah gua dengan ukiran-ukiran penting secara sejarah karena digunakan oleh para biarawan suci yang lazim pada masa Angkor.

Penelitian dan ekskavasi temuan luar biasa Mahendraparvata masih pada tahap awal.

9. Caral, Kota Piramida 5.000 Tahun

 

(Sumber Ancient Origins)

Selama ini, bidang sejarah purba menanggap Mesopotamia, Mesir, China, dan India sebagai tempat lahirnya peradaban-peradaban pertama manusia.

Namun demikian, tidak banyak yang menyadari bahwa, pada saat bersamaan atau bahkan sebelum semuanya itu, suatu peradaban agung lainnya telah bertumbuh.

Peradaban Norte Chico di Supe, Peru, adalah peradaban yang diketahui sebagai yang pertama di benua Amerika. Ibukotanya adalah Kota Suci Caral, sebuah metropolis berusia 5000 tahun lengkap dengan praktik-praktik pertanian rumit, kekayaan budaya, dan arsitektur monumental.

Arsitektur monumentalnya mencakup 2 bangunan besar berbentuk piramida, gundukan-gundukan batu dan tanah, kuil-kuil, amfiteater, alun-alun melingkar, dan kawasan hunian.

Kota purba itu terkubur pasir selama ribuan tahun hingga akhirnya dilakukan survei di Lembah Supe, 350 kilometer di utara Lima, sisi pantai Pasifik negara Peru, pada 1905 oleh seorang ahli arkeologi Jerman bernama Max Uhle.

Dialah yang pertama kali mendapatkan temuan arkeologis di kawasan. Tapi, ekskavasi besar-besaran baru dilakukan beberapa dekade sesudahnya sehingga mengungkapkan lebih banyak lagi.

Pada 1970-an, para ahli arkeologi mengungkapkan bahwa bukit-bukit yang tadinya diduga terjadi alamiah sebenarnya merupakan piramida bertangga. Sebagian besar kota Caral baru terungkap pada 1990-an.

Eksvakasi menunjukkan adanya 6 piramida besar teratur di sekitar alun-alun luas. Arsitektur publik itu memiliki tangga-tangga, ruang-ruang, halaman-halaman, amfiteater, dan alun-alun bawah.

Akomodasi yang ada sepertinya terdiri dari beberapa ruang besar di atas piramida untuk kaum elit, kompleks di dasar untuk para pengrajin, dan tempat tinggal kecil para pekerja di tempat yang terletak agak jauh.

Secara keseluruhan, populasi Caral diperkirakan sekitar 3000 orang. Para peneliti berpendapat bahwa model kota itu dipergunakan oleh banyak peradaban yang hadir sesudah Norte Chico.

10. Dua Kota Suku Maya di Hutan Meksiko

 

(Sumber Ancient Origins)

Pada 2014, para ahli arkeologi melakukan temuan menakjubkan dalam hutan belantara Meksiko, berupa dua kota purba bangsa Maya yang telah lama hilang.

Temuan itu antara lain reruntuhan kuil piramida, reruntuhan istana, gerbang berbentuk mulut monster, pengadilan, altar, dan beberapa monument lain dari batu.

Salah satu kota itu sebenarnya sudah ditemukan beberapa dekade lalu, tapi semua upaya mencari reruntuhan Lagunita sia-sia. Kota satunya lagi belum pernah diketahui dan merupakan temuan baru. Keduanya memberikan pengertian tambahan tentang peradaban Maya.

Salah satu yang paling mengesankan di kota Maya itu adalah gerbang besar berbentuk mulut monster, yang melambangkan dewa kesuburan bangsa Maya.

Sesudah gerbang itu, para ahli arkeologi menemukan kuil piramida besar setinggi 20 meter dan juga reruntuhan kompleks istana yang diatur di seputar empat alun-alun luas.

Di dekatnya, mereka menemukan beberapa patung dan altar batu, semuanya berukir gambar dan tulisan yang masih terawetkan dengan baik.

Yang lebih mencengangkan lagi terkait temuan ulang Lagunita adalah karena mereka menemukannya lagi karena terlebih dahulu menemukan satu reruntuhan yang belum dikenal yang mencakup sebuah kuil piramid, altar dan akropolis besar yang dikelilingi 3 kuil.

Para peneliti menamai kota itu Tamchen, yang berarti 'sumur yang dalam'. Alasannya, mereka menemukan lebih dari 30 ruang yang jauh berada di bawah tanah untuk keperluan pengumpulan air hujan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya