9 Fakta Halloween yang Belum Pernah Terungkap

Pada paruh ke dua tahun 1800-an, Halloween memiliki reputasi sebagai liburan yang kasar dan riuh.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 19 Okt 2016, 19:44 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 19:44 WIB
Halloween 2016 (0)
(Sumber timeout.com)

Liputan6.com, New York - Halloween sedang menjelang, bersama dengan segala tradisi yang tidak biasa. Melalui proses panjang, perayaan pagan bangsa Keltik dan liburan gerja purba berubah menjadi kesempatan bagi anak-anak kecil meminta permen dan kostum aneka rupa.

Di Amerika Serikat, Halloween mengalami evolusi yang cepat. Awalnya sebagai liburan masa panen yang dibawa oleh para imigran Irlandia, kemudian menjadi perayaan anak-anak pada masa Perang Dunia II, lalu kembalinya keterlibatan orangtua dalam beberapa dekade terakhir.

Dikutip dari listverse.com pada Rabu (19/10/2016), berikut ini adalah sejumlah fakta terkait Halloween:

1. Badut-badut Menyeramkan

Tahun ini, anak-anak dan orangtua putar akal untuk mencari kostum paling keren. Tapi ada satu kostum yang sepertinya dihindari, yaitu kostum badut.

Wajah ceria seorang badut malah menyeramkan karena beberapa alasan, termasuk beberapa kisah badut-badut mengerikan di beberapa negara bagian.

Misalnya, pada September 2016, seorang remaja di Summitville, Tennessee, melaporkan seseorang dengan topeng badut melukai tangan remaja itu menggunakan sebilah pisau dan kabur.

Di Greenville, South Carolina, ada sejumlah laporan tentang seorang "badut" yang diduga mencoba merayu anak-anak masuk hutan sehingga seorang manajer properti suatu apartemen harus memasang peringatan kepada warga pada 24 Agustus 2016 lalu.

Pihak berwenang menganjurkan warga melaporkan penampakan mencurigakan para badut, walaupun belum ada peringatan resmi mengkaitkan badut Halloween.

Badut menyeramkan. (Sumber scaryforkids.com)

Walaupun tidak sedang menghunus pisau atau memiliki motivasi mencurigakan, badut-badut memang menyeramkan. Seringainya bisa membuat tidak nyaman karena cat mukanya menyembunyikan ekspresi wajah sebenarnya.

Ben Radford, penulis buku "Bad Clowns" (University of New Mexico Press, April 2016), pada September 2016 lalu menjelaskan kepada Live Science. "Ada sesuatu yang secara alamiah memang mengerikan tentang orang asing dengan topeng."

2. Asal Mula Halloween

Asal mula Halloween seperti tersama dalam kabut sejarah. Banyak pakar menghubungkan liburan itu dengan festival pagan yang disebut Samhain dan dirayakan sekitar tanggal 1 November.

Kata "Samhain" itu dibaca "sowen" dan diterjemahkan sebagai "akhir musim panas". Kata itu memiliki kaitan dengan kematian, demikian menurut Nicholas Rogers, seorang ahli sejarah York University di Kanada, sekaligus penulis "Halloween: From Pagan Ritual to Party Night" (Oxford University Press, 2003).

Kata Rogers kepada Live Science, "Samhain adalah suatu hari ketika peri-peri, tuyul, atau mahluk-mahluk supernatural berdatangan dari pinggiran desa, keluar dari gunung-gunung, lalu merusak panenan dan membawa kematian, setidaknya kepada tanaman pertanian."

(Sumber wallpaperfolder.com)

Namun begitu, ada sejumlah perbedaan di antara para ahli sejarah tentang kaitan langsung antara Halloween masa kini dengan Samhain. Menurut Rogers, tidak banyak yang diketahui tentang caranya merayakan Samhain.

"Yang kita ketahui tentang liburan pagan itu, secara historis, sangat sedikit dan kontroversial," kata Rogers. Apalagi, bangsa Romawi Kuno cenderung menebarkan cerita buruk tentang bangsa pagan "barbar" di utara, misalnya dengan cerita adanya upacara korban manusia dan sejenisnya.

Cerita-cerita seperti ini kadang-kadang ditelan begitu saja oleh fundamentalis agama modern yang tidak suka dengan Halloween dan memandangnya memiliki asal muasal yang jahat.

Tapi, sebagian besar tradisi yang sekarang berkaitan dengan Halloween, misalnya pemakaian topeng dan mengetuk pintu rumah orang tak dikenal, mungkin berasal dari kebiasaan masa raya Kristen, yaitu Hallowtide atau Hallowmas, demikian menurut Rogers.

Hallowmas mencakup Malam Semua Orang Kudus, Hari Semua Orang Kudus, dan Hari Semua Jiwa, yang merupakan saatnya berdoa bagi para arwah orang yang telah meninggal.

Rahasia di Balik Tanggal 31 Oktober

3. Tanggal 31 Oktober

Sahmain dirayakan kira-kira di pertengahan antara titik balik musim gugur dan titik balik musim dingin sekaligus sebagai penanda makin gelapnya hari-hari dalam tarikh bangsa Keltik. Dalam kalender modern, hari itu jatuh pada 31 Oktober dan 1 November.

Liburan Hallowtide bergeser pada kalender Kristen mula-mula. Sebelum kira-kira 750 M, Paus Gregorius III menentukan Hari Seluruh Orang Kudus pada 1 November. Dengan demikian, malam menjelang Hallow--yaitu Hallow's Eve -- jatuh pada 31 Oktober.

Hal ini bisa dianggap sebagai upaya gereja untuk menggantikan perayaan Samhain yang pagan, sama halnya dengan penjadwalan Natal untuk menggantikan perayaan titik balik musim dingin.

4. Tiba di Amerika Serikat

Halloween dibawa ke Amerika Serikat dan Kanada oleh para imigran Keltik pada Abad ke-19, demikian menurut Rogers.

Kelaparan kentang di Irlandia menyebabkan para imigran berbondong-bondong menuju pantai-pantai Amerika Utara. Perayaan Halloween pada awalnya dipandang sebagai keganjilan etnis.

Menurut Rogers, "Semua orang menduga perayaan itu akan sirna, tapi yang terjadi malah penyerapannya oleh bangsa Amerika yang bukan Keltik, sehingga menjadi perayaan seluruh benua, bukan sekedar satu etnik tertentu."

Di paruh ke dua tahun 1800-an, Halloween memiliki reputasi sebagai liburan yang kasar dan riuh. Topeng, kostum, dan guyonan merupakan kelaziman, kata Rogers. Demikian juga dengan pesta-pesta.

Pada 1785, puisi "Halloween" karangan pujangga Skotlandia bernama Robert Burns menegaskan adanya permainan berbau paranormal, misalnya merendam lengan baju dalam mata air kemudian menjemurnya hingga kering. Kemudian, menjelang malam, arwah dari pasangan di masa depan muncul untuk membalik bagian yang masih basah ke arah perapian.

Sekitar 1920-an, bank dan tempat-tempat usaha mulai ikut merayakan Halloween dengan hiasan dan promosi. Liburan itu menjadi agak komersil, kata Rogers. Hiasan pesta dan alat hiburan dijual, tapi sebagian besar kostum masih buatan rumahan.

Labu dan Permen

5. Perubahan Masa ke Masa

Di awal 1900-an, Halloween masih agak kontroversial. Guyonannya semakin keterlaluan, setidaknya dalam pandangan pamong praja, demikian menurut Lesley Bannatyne, seorang penulis dan pencerita hikayat rakyat yang menulis soal Halloween.

"Beberapa kota, misalnya Los Angeles, terpaksa mempekerjakan lebih banyak polisi pada malam Halloween untuk mengawasi para vandal pada 1920-an."

"Di Chicago, pada periode yang sama, petinggi kota memberikan 100.000 tiket film secara gratis agar anak-anak melakukan kesibukan lain saat Halloween," demikian menurut Bannatyne dalam artikelnya tentang Halloween.

Halloween jadi sangat merepotkan bagi orang dewasa sehingga pada 1950-an presiden Harry Truman mencoba menamainya "Hari Kehormatan Kaum Muda", demikian dituliskan oleh Bannatyne.

Pada masa itu, kaum dewasa mengajukan sisi kekanakan Halloween, menganjurkan trick-or-treat dan sejumlah kegiatan lain yang tidak merusak.

Perubahan cara hidup keluarga-keluarga Amerika juga ikut andil dalam evolusi liburan tersebut. Menurut Rogers,"Kegiatan trick-or-treat menjadi kegiatan suburban dengan merebaknya kawasan-kawasan suburban baru pada 1950-an dan 1960-an."

Komersialisasi besar-besaran dimulai pada 1970-an, kata Rogers. Kostum dan permen mulai ramai dijual jauh sebelum 31 Oktober dan sisi dewasa liburan itu semakin surut. Pub, bar, dan restoran menyadari bisa meraup untuk Halloween melalui promosi-promosi.

Menurut Rogers, "Jadi seperti suatu liburan yang tersegmentasi. Ada sisi kekanakan dan ada sisi dewasa muda."

6. Labu dan Permen

(Sumber Wikipedia)

Banyak pernak-pernik Halloween berkaitan dengan festival Samhain, misalnya labu, gulungan jerami, apel, dan pertanda panenan lain. Warna-warni Halloween, semisal oranye, kuning, dan hitam, pada dasarnya adalah perubahan warna daun dan semakin gelapnya langit, demikian menurut Rogers.

Tapi banyak tradisi yang berakar dari hikayat rakyat. Ada legenda lawas Irlandia yang berkisah tentang seorang cerdik bernama Jack yang berkali-kali mengakali setan dalam hidupnya.

Ketika meninggal, Tuhan menolak mempersilahkan Jack ke surga dan setan menolak menerimanya di neraka. Menurut hikayat, Jack diusir dari neraka hanya berbekal batu bara yang menyala sebagai petunjuk jalan.

Jack langsung memasukan batu bara itu ke dalam lobak berukir sehingga menjadi lentera. Dari kisah ini, muncullah tradisi mengukir wajah pada lobak untuk menakut-nakuti Jack.

Labu ada di Amerika Utara. Sehingga, ketika imigran Irlandia membawa serta tradisi, mereka menyesuaikannya. Lobak pun diganti dengan labu.

Permen ikut serta dalam Halloween ketika kegiatan trick-or-treat dimulai. Kegiatan trick-or-treat bukanlah tradisi asli Halloween, berbeda halnya dengan mengetuk pintu demi pintu.

Warga miskin mengetuk pintu-pintu rumah orang kaya, terutama yang baru saja kehilangan anggota keluarga karena meninggal. Mereka menawarkan doa bagi yang baru meninggal dengan imbalan makanan dan minuman, demikian menurut Rogers.

Pada saat itu, ajaran gereja menyebutkan bahwa orang bisa mengirim doa kepada kerabat yang meninggal di surga, sehingga bantuan doa diterima dengan senang hati.

Pada 1950-an di Amerika, kegiatan trick-or-treat menjadi cara menggiatkan kaum muda melakukan sesuatu selain membuat onar pada Halloween, demikain menurut Bannatyne.

Menurut tulisannya tentang sejarah Halloween, istilah trick-or-treat belum ada sebelum 1940-an, baru kemudian mendadak melejit.

Samira Kawash, penulis buku "Candy: A Century of Panic and Pleasure" (Farrar, Straus and Giroux, 2013) menuliskan pada 2009 bahwa pelaku trick-or-treat di masa awal biasanya menerima kacang-kacangan, kue dan koin dalam kantong mereka.

Pada 1950-an, perusahaan-perusahaan permen melihat celah untuk memasarkan permen-permen berbungkus khusus untuk Halloween. Iklan pertama dalam Life Magazine terkait Halloween adalah permen karet Fleer's Dubble Bubble. Iklan menampilkan wanita dengan kucing hitam dan sedang membagikan permen karet kepada anak-anak berkostum.

Monster

7. Berdandan

Kostum-kostum merupakan bagian dari tradisi lama festival musim gugur dengan tampilan topeng dan kostum-kostum aneh. Festival di awal masa modern, festival melibatkan pertukaran peran, ujar Rogers.

Liburan Romawi yang dikenal sebagai Saturnalia melibatkan para majikan yang melayani para budaknya. Di Eropa pada abad pertengahan, perayaan Natal melibatkan "uskup anak-anak" yang berasal dari anggota paduan suara yang mengijinkan anak menjadi penguasa gereja untuk satu hari itu.

Tradisi kuno lain yang merebak di Eropa melibatkan penggunaan kostum binatang aneh oleh kaum pria dalam menyambut musim semi.

Kostum-kostum modern Halloween sepertinya secara tidak langsung berasal dari kebiasaan Eropa melakukan perayaan menggunakan topeng. Sebagaimana halnya kegiatan trick-or-treat, kostum Halloween diserap ke dalam tradisi Amerika pada 1950-an.

(Sumber pinterest.com)

8. Monster

Baik Samhain maupun All Hallow's Eve fokus pada hal supernatural, baik sebagai peri ataupun roh orang mati. Seiring berjalannya waktu, Halloween menyerap segala sesuatu yang gaib.

Beberapa yang cukup digemari adalah:

Vampir, yang berasal dari novel "Dracula" penghisap darah oleh Bram Stoker pada 1897. Walaupun menjadi bagian utama mitologi vampire masa kini, Stoker mengambil gagasan dari hikayat rakyat Eropa Timur.

Hantu, dalam hikayat seluruh dunia, adalah roh orang mati yang datang kembali. Beberapa tradisi China dan Asia Tenggara mengenal Festival Hantu di bulan Agustus atau September sebagai hari di mana hantu gentayangan di antara orang hidup. Mirip dengan kepercayaan Samhain.

Di Mesir Kuno, melalui ukiran pada tembikar, hantu sebuah mumi mengeluhkan sendirian di tempat gelap. Di Venezuela, para pengelana di malam hari bisa-bisa bertemu dengan mahluk tinggi el Silbón yang membawa sekoper tulang belulang ayah yang dibunuhnya.

Kisah yang paling banyak beredar adalah penumpang yang menghilang. Seorang pengemudi berbaik hati memberi tumpangan kepada seorang asing, namun penumpang itu mendadak menghilang sebelum tiba di tempat tujuan. Belakangan, pemberi tumpangan diberi tahu bahwa orang yang menumpang sebenarnya sudah lama meninggal.

Serigala jejadian berkaitan dengan gagasan sejak jaman Yunani Kuno, yaitu bahwa orang bisa berubah bentuk menjadi serigala karena menyantap campuran daging manusia dan serigala.

Di masa kini, kisahnya melibatkan gigitan oleh serigala jejadian lain. Anehnya, artikel tahun 2014 dalam jurnal History of Psychiatry menemukan 13 laporan kasus "likantrofi klinis" yaitu ketika orang yakin bahwa ia adalah seekor serigala jadi-jadian.

Zombi berakar kepada hikayat rakya Haiti. Menurut mitos, tukang-tukang tenung dapat meracuni seseorang dengan zat yang dapat membuat para korban seperti sudah mati.

Setelah pemakaman, tukang tenung itu membangkitkan jasad korban dari dalam kubur. Kekuatan tenung kemudian merenggut kemauan bebas dari korban sehingga selamanya menjadi budak.

Frankenstein, monster hijau yang disambung-sambung dari potongan-potongan mayat dan dihidupkan dengan arus listrik, adalah karya Mary Shelley yang menerbitkan bukunya pada 1818 saat berusia 20 tahun. Monster aslinya besar dan menyeramkan, sekaligus cerdas dan filosofis.

Mummi tentu saja berasal dari Mesir. Beberapa budaya memang melakukan praktik mumi, tapi mulai Amerika tergila-gila pada mumi di tahun 1923 karena film tentang Imhotep oleh Boris Karloff, orang yang sama yang membuat film Frankenstein.

9. Wilayah Perayaan

Halloween dirayakan dengan kegiatan trick-or-treat di Amerika Serikat, Kanada, Irlandia dan Inggris. Sebagai catatan, artikel New York Times pada 2006 mengungkapkan adanya jenjang generasi perayaan tradisi ini di London.

Di Meksiko, Halloween mengikuti Hari Orang Mati, yaitu suatu perayaan menghormati mereka yang sudah meninggal. Tapi, di beberapa daerah, anak-anak telah menyerap kebiasaan trick-or-treat dari tradisi Amerika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya