Rusia Beli Properti di Finlandia, Persiapan Invasi?

Pasukan rahasia khusus Rusia yang disebut, 'orang kecil berwarna hijau' pernah mengokupasi properti dan tanah saat aneksasi Krimea.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 03 Nov 2016, 15:52 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 15:52 WIB
Rusia Beli Properti di Finlandia, Persiapan Invasi?
Ilustrasi Tentara Finlandia (Reuters)

Liputan6.com, Helsinki - Pihak keamanan Finlandia mengendus pembelian besar-besaran properti di negeri itu. Aksi tersebut, seperti diberitakan media lokal, diduga dilakukan oleh pihak Rusia -- yang diperkirakan sebagai salah satu persiapan invasi di masa depan yang diklaim mampu meletuskan Perang Dunia III.

Sebuah laporan yang baru-baru ini terbit  menguak bahwa biro intelijen Finlandia, Supo, mencurigai pembelian properti oleh pihak asing. Mereka khawatir kepemilikan rumah-rumah tinggal itu digunakan saat situasi genting terjadi pada masa depan. Demikian dikutip dari Independent, Kamis (3/11/20116).

"Berbagai tindakan yang terkait dengan persiapan situasi krisis di masa depan secara konstan telah diinvestigasi oleh Supo," tulis laporan itu.

"Itu bisa saja berupa transaksi lahan dengan harga di bawah pasar," lanjut laporan itu.

Masih menurut laporan itu, seorang tuan tanah bisa membangun konstruksi real estate yang bisa dimanfaatkan negara asing dalam situasi krisis - menggunakan mereka untuk menutup rute transportasi dan menampung pasukan rahasia, misalnya.

Ada hubungan antara laporan itu dan pasukan rahasia khusus Rusia yang disebut, 'orang kecil berwarna hijau' yang mengokupasi properti dan tanah pada tahun 2014 saat aneksasi Krimea, tulis tabloid Iltalehti.

Laporan menunjukkan Supo punya kekhawatiran tentang Moskow yang bertindak untuk menegaskan kewenangannya di perbatasan dengan Finlandia melalui pembelian properti, menurut surat kabar itu.

Departemen Pertahanan mulai mengamati penawaran properti yang melibatkan tanah dan real estate lainnya yang dianggap penting untuk keamanan Finlandia.

Pada bulan Oktober, menteri pemerintah di Finlandia mengatakan mereka menjadi semakin khawatir tentang kampanye serangan propaganda distabilitas dari Rusia.

Kepala komunikasi pemerintah, Markku Mantila mengatakan, pejabat Finlandia baru-baru telah mengamati rentetan serangan media di Moskow terhadap negaranya.

Pada awal bulan ini, kementerian pertahanan Finlandia menegaskan pihaknya menugaskan patroli pesawat dua kali dalam 24 jam untuk memantau dugaan wilayah pelanggaran  udara oleh jet tempur Rusia.

Pada tahun 2014, mantan penasehat Vladimir Putin mengatakan presiden Rusia ingin "merebut kembali kepemilikan" atas Finlandia karena ia percaya itu "miliknya".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya