Gempa Kembali Mengguncang Jepang, PLTN Fukushima Siaga

Gempa Jepang yang terjadi setelah 2 hari lindu dahsyat terjadi, juga dirasakan meluas hingga ke Tokyo, Aomori dan Shizuoka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Nov 2016, 11:01 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2016, 11:01 WIB

Liputan6.com, Fukushima - Gempa Jepang kembali terjadi. Kali ini lindu berkekuatan 6,1 mengguncang timur laut dan timur Jepang pada Kamis pagi.

Sejauh ini tak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan, pun demikian dengan peringatan tsunami.

"Wilayah itu dilanda lindu yang lebih kuat dua hari lalu (Selasa, 15 Novemner 2016)," kata Badan Meteorologi Jepang.

"Sejauh ini tak ada masalah yang diamati di dua pembangkit listrik tenaga nuklir di dekat pusat gempa lepas pantai timur laut Jepang -- PLTN Fukushima Daiichi dan Fukushima Daini -- setelah gempa pukul 06.23," kata operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) seperti dikutip dari Japan Today, Kamis (24/12/2016).

Menurut Tohoku Electric Power Co, sejauh ini juga tidak ada masalah di PLTN Onagawa di Prefektur Miyagi.

"Gempa terukur pada skala 4 intensitas seismik Jepang dari skala 7 di Fukushima dan Ibaraki Prefektur, dan skala 3 di Miyagi, Yamagata, Tochigi, Saitama dan Chiba Prefektur," jelas lembaga Badan Meteorologi Jepang.

Gempa itu dirasakan meluas hingga ke Tokyo, Aomori dan Shizuoka. Kemungkinan ada sedikit perubahan di tingkat permukaan laut. "Tetapi tidak menimbulkan bahaya," kata lembaga itu.

"Pusat gempa berada cukup dangkal di bawah dasar laut di Samudera Pasifik Fukushima," tambah badan tersebut.

Sebelumnya, Fukushima dan sekitarnya dilanda gempa berkekuatan 7,4 skala Richter pada Selasa 15 November 2016 pagi. Memicu tsunami hingga 1,4 meter dari perkiraan awal mencapai 3 meter.

Badan Survei Geologi AS (USGS) menyebut, kekuatan gempa yang awalnya disebutkan 7,4 SR adalah 7,3 SR, sebelum akhirnya menurunkan kekuatannya ke angka 6,9 SR.

Seperti dikutip dari BBC, lindu terjadi pada kedalaman sekitar 25 kilometer. Peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Prefektur Miyagi.

Sekitar 10.000 orang mengungsi akibat gempa dan potensi tsunami tersebut, khawatir terjadi situasi sama dengan bencana lima tahun yang lalu ketika gempa 9 SR dan tsunami besar memorak-morandakan wilayah itu pada Maret 2011.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya