Korban Kebakaran Israel: Kami seperti Pengungsi...

Lama-kelamaan asap dan kobaran api mulai membumbung tinggi. Menjilat rumah-rumah dan apartemen. Kebakaran hebat pun terjadi.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 25 Nov 2016, 12:45 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2016, 12:45 WIB

Liputan6.com, Haifa - Emosi ikut berkecamuk ketika api berkobar di kota Haifa, Israel pada Kamis 24 November 2016 pagi. Warga yang tengah bersiap beraktivitas kaget menemukan asap dan api di depan rumah mereka.

Api pertama terlihat berkobar di pemukiman padat Haifa. Beberapa gudang dan mobil berselimut api. Lalu karena angin yang begitu kencang, kebakaran pun meluas.

Laporan penyebaran kebakaran di Israel nyaris terjadi tiap satu menit.

Beberapa penghuni mencoba untuk tenang. Mereka yakin kebakaran di semak dan pohon di tepi jalan tak akan membakar rumah mereka. Demikian seperti dikutip Haaretz, pada Jumat (25/11/2016).

Namun, lama-kelamaan asap dan kobaran api mulai membumbung tinggi. Menjilat rumah-rumah dan apartemen.

"Aku melihat dari balkon dan melihat seluruh lembah terbakar," kata Ronit Halilov.

"Aku memanggil suamiku dan kami pergi tanpa membawa apapuun kecuali anjing kami. Kami menelpon tetangga-tetangga yang sudah berangkat bekerja, dan kami sangat stres," lanjutnya.

Penghuni di apartemen Ronit pun dievakuasi. Sepanjang perjalanan menuju tempat yang aman, mereka mendengar suara ledakan kecil dan percikan api yang membakar pohon dan rumput kering.

Di tempat penampungan, seorang warga bernama Tomer Ben-David hanya memakai baju yang melekat di tubuhnya. Dari jauh api menjilat apartemennya.

"Itu rumahku, api telah membakar hingga ke lantai sembilan. Aku harus membantu warga agar keluar dari apartemen kami, termasuk rumah khusus manula, ambulans sudah menuju ke sana. Semoga semua selamat," kata Tomer.

"Rumah-rumah sudah terbakar habis, mobil di parkiran juga hancur. Sekolah Romema lebur," tambah Tomer.

Ia telah tinggal di apartemen selama 15 tahun. "Aku tak tahu harus di mana akan tinggal sekarang...," lanjutnya.

Tim dari dewan kota telah memberikan bantuan minuman hangat dan roti bagi para warga.

"Polisi membantuku keluar dan membawaku ke sini. Aku hanya membawa tas kecil saja. Aku merasa seperti pengungsi...," kata seorang lansia bernama Rivka Goldberg yang berusia 97 tahun.

"Aku berharap tidak akan kehilangan rumahku. Meski keadaan seperti ini, aku sangat berterima kasih pada tim penolong," lanjutnya.

Api berkobar di kota pelabuhan Haifa begitu hebat. Sehingga pemerintah kota pun tak sanggup menanganinya.

"Pertanyaan itu harusnya Anda tanyakan kepada Tuhan. Hanya Dia yang sanggup memadamkan api ini," kata Wali Kota Haifa, Yona Yahav.

Sementara itu, pemerintah Israel, yang mengindikasikan bahwa kebakaran itu berawal dari kesengajaan, kini kewalahan karena api merembet luas.

Israel pun mulai meminta bantuan pihak asing.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia meminta sekutu terdekatnya Amerika Serikat untuk segera mengirimkan bantuan.

"Pejabat kami telah menghubungi perusahaan AS yang mengoperasikan pesawat pemadam api supertanker," sebut Netanyahu seperti dikutip dari BBC.

Bantuan pun berdatangan, termasuk dari pihak Palestina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya