Israel Butuh 30 Tahun untuk Pulih dari Kebakaran Hebat

Estimasi awal kebakaran di Israel mencapai 14.000 hektar dan banyak satwa liar mati.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 30 Nov 2016, 18:14 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2016, 18:14 WIB

Liputan6.com, Haifa - Kebakaran hebat di Israel tidak bisa dipandang enteng. Apalagi, para ahli memprediksi akan ada insiden serupa di masa mendatang.

Namun kebakaran yang terjadi selama nyaris sepekan lalu membuat para ahli memperkirakan butuh waktu cukup lama bagi Israel untuk pulih.

Kemampuan alam untuk sembuh seperti sedia kala membutuhkan waktu 30 tahun. Sementara ratusan rumah di Haifa dan sebagian Yerusalem rusak bahkan hancur, cagar alam pun demikian.

Estimasi awal kerusakan hutan mencapai 14.000 hektar dan banyak satwa liar mati. Demikian seperti dikutip Israel Today, Rabu (30/11/2016).

"Tak sedikit dari rubah dan hyena serta satwa lainnya berhasil kabur, namun ular dan kura-kura tidak," kata Uri Naveh, kepala konservasi alam Authority Jerusalem District.

"Ini belum berakhir. Angin di Bukit Yudas tidak sama dengan di Tel Aviv. Ini lebih kencang," lanjutnya.

"Mara bahaya belum berahir. Sekarang, kita masih menunggu apakah api akan membesar dan tak terkendali lagi, atau tidak," terang Naveh kepada Ynetnews.com.

Naveh menjelaskan situasi ini begitu genting. Angin yang tak menentu mampu menyambar wilayah yang tadinya tidak terbakar menjadi hangus dan menjalar ke wilayah lainnya.

Ia mencontohkan, satu taman nasional, Cafira di Perbukitan Yerusalem adalah salah satu area yang terbakar 100 persen.

"Padahal kawasan itu adalah kawasan konservasi terpenting di Bukit Yuda. Ada banyak satwa liar seperti rusa, rubah dan hyena. Proses rehabilitasi taman nasional itu akan berlangsung selama bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Mungkin bisa mencapai 30 tahun," ucap Naveh tentang prediksi suramnya.

Hal itu bukan tanpa sebab. Pengalaman Israel di kebakaran Bukit Carmel tahun 2010 yang hingga kini masih belum pulih benar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya