Liputan6.com, Tokyo - Marinir Amerika Serikat menangguhkan penerbangan dari semua pesawat militer Osprey di Jepang. Langkah itu dilakukan setelah terjadi kecelakaan di lepas pantai pulau Okinawa.
Insiden pada Selasa 13 Desember 2016 malam itu melukai lima awak pesawat.
Kecelakaan pesawat tersebut memicu kemarahan langsung penduduk setempat. Beberapa di antaranya sebelumnya pernah mengeluhkan tentang pangkalan militer AS dan catatan keamanan kapal terbang Osprey yang buruk.
Advertisement
Pesawat yang menggabungkan fungsi helikopter dan kapal terbang itu kerap terlibat dalam kecelakaan di seluruh dunia.
Kecelakaan terakhir Osprey terjadi di Hawaii pada Mei 2015. Saat itu dua Marinir AS tewas.
Sementara itu, insiden pada Selasa 13 Desember itu terjadi di dekat pangkalan kontroversial marinir AS, Camp Shwab sekitar pukul 22.00 waktu setempat (13.00 GMT).
Juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis menggambarkan kecelakaan terjadi saat pesawat mendarat di air dangkal. Pihak berwenang ASÂ akan melakukan penyelidikan terkait musibah tersebut.
Menurut Reuters, AS mempertahankan dua skuadron kapal Osprey di Jepang. Sebuah skuadron biasanya memiliki antara 12 dan 24 pesawat.
Penduduk setempat telah lama menentang penggunaan kapal jenis Osprey, yang bermarkas di pangkalan udara Futenma dekat lingkungan padat penduduk.
Gubernur Okinawa, Takeshi Onaga, yang dikenal karena pandangan kritis atas kehadiran AS di pulau itu menyebut insiden itu "benar-benar keterlaluan".
"Meskipun terjadi di laut, itu benar-benar menakutkan. Pesawat itu bisa jatuh di mana saja di tempat kita tinggal," kata warga setempat, Yuri Soma seperti dikutip dari kantor berita Kyodo.
Kemarahan penduduk lokal terhadap militer AS meningkat dalam beberapa bulan terakhir, setelah seorang pekerja sipil di sebuah pangkalan AS ditangkap Mei lalu akibat pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita lokal.
Warga Okinawa Jepang juga menentang relokasi pangkalan udara Futenma di tengah-tengah pulau ke Camp Schwab yang disetujui pemerintah.
Alasannya: mereka ingin pangkalan AS di Jepang ditutup untuk sepenuhnya.