Staf PBB Tewas dalam Ledakan di Gedung UNOPS Gaza

Insiden itu terjadi setelah Israel melancarkan pemboman paling gencarnya di Gaza sejak gencatan senjata pada 19 Januari, menewaskan lebih dari 400 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 21 Mar 2025, 09:10 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 09:10 WIB
ilustrasi PBB
ilustrasi PBB (sumber: freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - UN Office for Project Services (UNOPS) atau Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS) mengatakan bahwa salah satu pekerjanya tewas pada hari Rabu (19/3), ketika sebuah bahan peledak "dijatuhkan atau ditembakkan" di gedungnya di Jalur Gaza bagian tengah.

Insiden itu terjadi setelah Israel melancarkan pemboman paling gencarnya di Gaza sejak gencatan senjata pada 19 Januari, menewaskan lebih dari 400 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Dalam sebuah pernyataan berjudul "Rekan kerja UNOPS tewas di tempat UNOPS di Gaza" yang dikutip dari AFP, Jumat (21/3/2025), badan tersebut mengatakan: "Sebuah persenjataan peledak dijatuhkan atau ditembakkan ke infrastruktur dan meledak di dalam gedung" di kota Deir el-Balah.

Ditambahkannya bahwa "tidak ada konfirmasi pada tahap ini mengenai sifat insiden", yang juga melukai lima orang, atau jenis persenjataan.

Kementerian luar negeri Bulgaria mengatakan pada hari Rabu (19/3) bahwa salah satu warga negaranya yang bekerja untuk PBB tewas di Gaza, tanpa menyebutkan di mana di wilayah tersebut.

Kepala UNOPS Jorge Moreira da Silva mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia "terkejut dan terpukul" oleh kematian staf tersebut. "Ini bukan kecelakaan," katanya, seraya menambahkan bahwa "serangan terhadap tempat-tempat kemanusiaan merupakan pelanggaran hukum internasional" dan bahwa personel dan tempat-tempat PBB "harus dilindungi oleh semua pihak".

Jorge Moreira da Silva menyerukan dimulainya kembali gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, untuk "bantuan kemanusiaan tanpa hambatan" ke Gaza, dan untuk pembebasan sandera yang ditawan oleh militan Palestina.

Kementerian kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan seorang pekerja asing PBB tewas dan lima lainnya terluka parah dalam serangan Israel terhadap markas mereka di Gaza tengah. Militer Israel membantah telah menyerang gedung PBB.

Rekaman AFPTV dari Deir el-Balah memperlihatkan kendaraan PBB dan ambulans yang mengangkut tiga pria ke rumah sakit Al-Aqsa Martyrs.

Gambar-gambar tersebut memperlihatkan dua pria yang tampaknya mengalami cedera kaki dan yang ketiga dengan perban di kedua lengan dan perut serta bekas darah di dadanya. Dua orang yang terluka mengenakan rompi antipeluru, dan satu orang mengenakan kaus UNMAS, Badan Penanggulangan Ranjau Perserikatan Bangsa-Bangsa, di baliknya.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa "tidak ada aktivitas operasional IDF" di area kompleks PBB dan bahwa "IDF tidak menyerang" area tersebut.

 

Promosi 1

Sekjen PBB Mengutuk Keras

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara di hadapan DK PBB (AP)
Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara di hadapan DK PBB (AP)... Selengkapnya

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menegaskan kembali bahwa semua pihak yang berkonflik memiliki kewajiban hukum untuk melindungi tempat-tempat PBB, yang harus tetap sepenuhnya tidak dapat diganggu gugat.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya, kepala PBB mengutuk keras serangan tersebut dan menyerukan penyelidikan penuh.

"Serangan mematikan hari ini membuat jumlah rekan PBB yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 280," kata juru bicara Antonio Guterres melalui sebuah pernyataan.

Guterres menekankan bahwa semua operasi militer harus menghormati dan memprioritaskan perlindungan warga sipil.

"Sekretaris Jenderal menekankan perlunya gencatan senjata dihormati untuk mengakhiri penderitaan rakyat. Bantuan kemanusiaan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan. Para sandera harus segera dibebaskan dan tanpa syarat,” sambung pernyataan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya