Liputan6.com, Manaus - Polisi di Brasil utara sedang melakukan pencarian puluhan tahanan yang melarikan diri dari kompleks penjara. Mereka kabur saat terjadi kerusuhan yang menewaskan setidaknya 56 orang.
Atas upaya tersebut, daerah di Manaus, Amazonas, diisolasi untuk sementara waktu. Para pejabat mengatakan, 40 dari 87 buronan berhasil ditangkap.
Sementara itu, para keluarga korban telah berkumpul di depan kamar mayat untuk mengidentifikasi jenazah. Beberapa di antaranya merupakan korban pemenggalan.
Advertisement
Dikutip dari BBC, Selasa (3/1/2017), kericuhan bermula pada Minggu, 1 Januari 2017 dan berakhir 17 jam kemudian. Itu merupakan kerusuhan penjara Brasil yang paling mematikan dalam beberapa tahun.
Pejabat mengatakan, kerusuhan di Anisio Jobim Penitentiary Centre, yang juga terbesar di Amazonas, dipicu pertempuran antar geng. "Ini merupakan bab lain dalam perang diam dan kejam dari perdagangan narkoba," ujar sekretaris negara keamanan publik, Sergio Fontes.
Menurut Fontes, kericuhan itu tampaknya terjadi antara anggota geng lokal yang terkenal kuat, Family of the North (FDN), dan saingannya yang merupakan geng terbesar Brasil, First Capital Command (PCC).
FDN diyakini menyerang narapidana PCC atas perintah geng narkoba kedua terbesar di Brasil, Red Command (CV).
Ketika kerusahan itu dimulai, enam jasad tanpa kepala dilemparkan ke luar penjara. Aksi itu berhasil diredam pada Senin, 2 Januari kemarin setelah para tahanan menyerahkan senjata dan membebaskan 12 petugas yang mereka sandera.
Polisi menemukan sejumlah senjata api dan terowongan dalam pencarian pascakerusuhan.
Brasil merupakan negara dengan populasi narapidana keempat terbesar di dunia. Kelebihan kapasitas merupakan masalah serius dan kerusuhan sering terjadi.
Menurut laporan, Anisio Jobim Penitentiary Centre diperuntukkan untuk 454 tahahan. Namun pada kenyataannya, penjara itu diisi oleh 1.224 orang.
Pada 1992 kerusuhan penjara Brasil, tepatnya di Carandiru, Sao Paulo, menewaskan 111 narapidana. Hampir semua korban disebabkan oleh tindakan polisi saat mereka berupaya untuk merebut kembali penjara yang dikuasai para tahanan.