Kemampuan 'Supranatural' Wanita Ini Hilang Berkat Sambaran Petir

Seorang perempuan yang dapat merasakan kata-kata dan mencium suara sembuh dari kemampuan ajaibnya itu setelah tersambar petir.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Jan 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 13:00 WIB
20150701-Momen Mengerikan Saat Kilatan Petir Hiasi Langit California 4
Kilatan petir saat menyambar wilayah dekat bandara Daggett, Barstow, California, Rabu (1/7/2015) waktu setempat. Cuaca ekstrim yang terjadi mengakibatkan hujan badai di kawasan tersebut. (REUTERS/Gene Blevins)

Liputan6.com, Dublin - Seorang perempuan yang dapat merasakan kata-kata dan mencium suara, sembuh dari kemampuan ajaibnya itu setelah tersambar petir.

Dikutip dari News.com.au, Jumat (6/1/2017), kemampuan untuk dapat merasakan kata-kata, mendengar warna, dan merasakan aura di sekitar orang disebut dengan synaesthesia. Hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa terdapat orang-orang yang lahir dengan kemampuan semacam itu.

Namun kasus yang dialami perempuan berinisial AB itu menjadi dasar peneliti di Trinity College, Dublin, untuk menemukan cara menyembuhkan kondisi tersebut.

Menurut makalah penelitian, AB dapat mendengar warna sejak lahir. Misalnya saja suara bernada tinggi untuk warna pastel.

Ia juga mengklaim bahwa teman-temannya juga memiliki warna sendiri berdasarkan kepribadian mereka.

Namun setelah AB tersambar petir saat ia masih remaja dan kemudian mengalami cedera, kemampuan ajaibnya itu menghilang.

Dirinya menyadari bahwa bakat uniknya itu menghilang setelah minum obat untuk migrain akibat insiden yang dialaminya.

Berdasarkan makalah penelitian yang ditulis Kevin Mitchell, diyakini bahwa kondisi tersebut lebih jauh mendalam di otak manusia, bukan hanya sekedar pikiran -- atau menyimpulkan bahwa ia memiliki kemampuan supranaturan.

"Apa pun yang menyebabkan synaesthesia, berumur panjang dan stabil," ungkap dia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pil dapat diresepkan untuk pasien yang ingin membebaskan diri dari kondisi tersebut.

Sejumlah orang yang mengidap synaesthesia harus berjuang untuk menahan malu dan tekanan psikologis atas efek samping yang ditimbulkan.

Dalam satu kasus, seorang perempuan mengaku merasakan sesuatu yang emosional ketika menyentuh material tertentu. Lilin membuatnya berseri-seri, sebaliknya, ampelas membuat ia merasa bersalah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya