Jack Ma: Jika Perdagangan Berhenti, Perang Dimulai

Kata pendiri Alibaba, semua orang khawatir soal perang dagang, namun jika perdagangan berhenti, perang akan dimulai.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 06 Feb 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 18:20 WIB
Jack Ma
Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss (18/1/2017) (AP)

Liputan6.com, Melbourne - CEO sekaligus pendiri pusat belanja online China terbesar telah memperingatkan bahwa, "jika perdagangan berhenti, perang akan dimulai."

Jack Ma, CEO Alibaba, yang baru saja bertemu dengan Presiden AS Donald Trump bulan lalu, mengumumkan perusahaannya akan menciptakan satu juta lapangan pekerjaan di AS. Ia menambahkan, "dunia butuh globalisasi, butuh perdagangan."

Dikutip dari The Independent pada Senin (6/2/2017), pernyataan itu digelontorkan Ma yang tengah berada di Australia, membuka cabang Alibaba di Negeri Kanguru dan New Zealand.

"Semua orang khawatir soal perang dagang, namun jika perdagangan berhenti, perang akan dimulai," kata Ma.

"Namun, khawatir saja tidak menyelesaikan masalah," tambahnya. "Satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah turut serta dan secara aktif membuktikan bahwa perdagangan membantu orang untuk berkomunikasi."

"Oleh karena itu, kita butuh keadilan, transparansi dan perdagangan terbuka," ujar Ma lagi.

Sebulan lalu, setelah bertemu dengan Trump, ia mengatakan dunia akan mengalami periode menarik di bawah pemerintahan baru sang miliarder nyentrik itu.

Antara lain, perintah eksekutif Donald Trump adalah menarik AS dari Trans Pasific Partnership (TPP), sebuah perjanjian dagang bersama 11 negara Pasifik atau Pasific Rim.

Trump mengatakan, TPP "berpotensi bencana bagi negara AS."

Dalam hal ini, Trump akan melakukan "negosiasi perjanjian bilateral perdagangan yang adil dan akan mengembalikan pekerjaan serta industri ke AS."

Sementara itu, Ma mengatakan, perusahaannya percaya, "globalisasi adalah masa depan."

"Dunia butuh globalisasi. Butuh perdagangan," kata Ma. "Perdagangan adalah tentang kepercayaan dan pertukaran kebudayaan," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya