Pembelot Korut Kirim Balon Berisi Kabar Kematian Kim Jong-nam

Seorang pembelot Korut di Korsel mengisi sejumlah balon dengan informasi tentang kematian Kim Jong-nam dan menerbangkannya ke Korea Utara.

oleh Citra Dewi diperbarui 30 Mar 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 12:30 WIB
Pembelot Korut
Seorang pembelot Korut di Korsel, mengisi sejumlah balon dengan informasi tentang kematian Kim Jong Nam dan menerbangkannya ke Korea Utara. (Fighters for Free North Korea)

Liputan6.com, Seoul - Seorang pembelot Korut (Korea Utara) mengisi sejumlah balon dengan informasi tentang kematian kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Ia lalu menerbangkannya dari Korea Selatan.

Pria tersebut, Park Sang-hak, yang membelot pada 1993, mengatakan bahwa upayanya itu untuk memberi informasi kepada warga Korea Utara tentang sifat Kim Jong-un sebenarnya.

Kim Jong-nam tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017. Pihak berwenang Malaysia menduga, pria berusia 45 tahun itu dibunuh oleh agen Korut dengan menggunakan racun VX.

Pejabat Intelijen Korea Selatan mengatakan, pemimpin Korut memerintahkan secara langsung pembunuhan itu. Namun hal itu dengan tegas dibantah oleh Pyongyang.

"Bahkan warga Korea Selatan terkejut mendengar kabar pembunuhan Kim Jong-nam," ujar Park seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/3/2017).

"Dapatkah Anda bayangkan bagaimana warga Korea Utara akan bereaksi?" imbuh pembelot Korut tersebut.

Berita pembunuhan Kim Jong-nam diyakini tak beredar di Korut, di mana pers dikontrol dengan ketat oleh pemerintah.

Park berharap selebaran, SD card, dan USB driver yang ia kirimkan melalui balon, dapat membuka mata warga Korut sedikit tentang apa yang terjadi di dunia luar, termasuk kematian Kim Jong-nam.

Sebelumnya, Park juga pernah menggunakan balon untuk mengirim pamflet dan informasi lain ke Korut. Pyongyang menganggap aksi tersebut sebagai tindakan permusuhan dan mengatakan kepada warganya bahwa itu adalah upaya propaganda Korsel.

Pemerintah Korut pernah mencoba membunuh Park sebelumnya. Hal itu kemungkinan disebabkan upaya pembelot Korut itu untuk memberikan informasi dari dunia luar ke Korut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya