Australia Buka Beasiswa untuk WNI Tak Fasih Berbahasa Inggris

Beasiswa PIES teruntuk WNI belajar di Australia ini dibuka setiap tahun. Tertarik? Simak ulasan berikut ini.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 05 Apr 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 06:27 WIB
Ilustrasi Australia
Ilustrasi Australia (Abc.net.au)

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda bercita-cita untuk belajar ke Australia tapi terkendala bahasa Inggris yang digunakan sebagai pengantar di Negeri Kanguru, kini ada solusi terbaik. Hal itu pun bukan jadi masalah lagi, sebab kedutaan terkait memiliki program tepat untuk hal tersebut.

Lewat Patnership in Islamic Education Scholarship (PIES), Kedutaan Australia untuk Indonesia menyediakan beasiswa bagi masyarakat Indonesia yang kurang piawai bahasa Inggris untuk belajar di negaranya.

Beasiswa bagi warga Indonesia yang kurang fasih berbahasa Inggris ini, jelas Direktur Program PIES di Universitas Nasional Australia, Greg Fealy, hanya diberikan bagi dosen perguruan tinggi Islam, baik swasta mau pun negeri.

"Program ini unik, karena itu memberikan beasiswa bagi dosen perguruan tinggi Islam Indonesia untuk mengkaji dan belajar di Australia selama satu tahun," sebut Fealy di kantor kedutaan besar Australia, Selasa (4/4/2017).

"Mereka (dosen yang ingin belajar di Australia), tidak perlu memenuhi syarat Bahasa Inggris, tidak apa-apa jika Bahasa Inggris mereka sangat pasif," tambah dia.

Fealy mengatakan, pemikiran pemberian beasiswa PIES didasari alasan tepat. Pemerintahnya ingin memfasilitasi keinginan dosen bertalenta yang mau belajar di negaranya namun terkendala masalah penguasaan bahasa.

"Jadi program ini khusus dosen perempuan dan laki-laki, memang untuk belajar di Australia punya sarat Bahasa Inggris cukup tinggi. (Tapi kami sadar), banyak sekali dosen berbakat, tetapi karena masalah bahasa mereka tidak dapat kesempatan belajar di luar negeri," paparnya.

Untuk mengikuti program PIES, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi calon penerima beasiswa.

"Ini program kerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag), tetapi dana dari Kementerian Luar Negeri Australia. Karena kemitraan dengan Kemenag proses (seleksi) melampirkan shortlist (dari Kemenag) lalu seleksi dan kemudian berangkat," tambahnya.

"Program ini mementingkan kesetaraan gender, (syarat mutlak lain) sudah pernah menjadi dosen di perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta, tidak ada batasan umur, ada calon yang umurnya 40an," katanya.

PIES pun dipastikan Fealy dibuka tiap tahun. Gelombang penerima beasiswa tahun ini, akan segera berangkat dalam beberapa waktu mendatang.

"Ini tahap keempat dan kelompok baru akan berangkat Juli, setelah dapat 10 minggu latihan bahasa Inggris di Jakarta kemudian ke Australia dua semester," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya