Teler hingga Prostitusi, Ini 3 Skandal Memalukan Secret Service

Beberapa personel Secret Service kerap dirundung berbagai bentuk pelanggaran disiplin dan kode etik, hingga skandal kontroversial.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Apr 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 19:40 WIB
Secret Service Amerika Serikat. (Evan Vucci/AP)
Secret Service Amerika Serikat. (Evan Vucci/AP)

Liputan6.com, Washington, D. C. - United States Secret Service atau populer disebut sebagai Secret Service merupakan lembaga penegak hukum Amerika Serikat yang salah satu utamanya adalah melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap individu penting pemerintah, khususnya Presiden dan Wakil Presiden AS beserta keluarganya.

Para personel dari lembaga yang setara dengan Paspampres di Indonesia ini, merupakan 'tameng hidup' yang rela mendahulukan keselamatan pribadi demi melindungi sang kepala negara dari setiap ancaman yang ada. 

Namun, di balik status dan tugasnya yang heroik serta reputasinya yang mentereng itu, para personel yang identik mengenakan jas dan kacamata hitam ini kerap dirundung berbagai bentuk pelanggaran disiplin dan kode etik. Bahkan, beberapa di antaranya kerap terlibat dalam sejumlah skandal kontroversial.

Skandal terbaru terjadi di Maryland, Virginia, seperti yang diwartakan BBC, Kamis, (6/4/2017). 

Seorang anggota Secret Service yang bertugas melakukan pengamanan terhadap Wapres Amerika Serikat Mike Pence, ditangkap dan diberhentikan sementara setelah diduga melakukan solicitation-- tindakan menawarkan, atau mencoba untuk membeli, barang atau jasa--kepada seorang pekerja seks komersial.

Juru bicara US Secret Service mengonfirmasi dan menjelaskan bahwa perkara tersebut melibatkan seorang anggota yang sedang tidak bertugas. Ia menambahkan kasus ini tengah diselidiki oleh badan disiplin kepegawaian AS.

Menurut juru bicara US Secret Service pula, yang bersangkutan akan diskors dan segala fasilitas yang berkaitan dengan pekerjaannya, seperti kepemilikan senjata api dan perlengkapan resmi lainnya untuk sementara akan dicabut.

Selain kejadian di Maryland tersebut, ada beberapa skandal lain yang melibatkan anggota Secret Service.

Berikut tiga skandal tersebut seperti Liputan6.com kutip dari berbagai sumber pada Kamis (6/4/2017): 

1. Mabuk Saat Bertugas

Pada tahun 2014, dua Secret Service yang tengah mabuk menabrakkan mobil ke barikade Gedung Putih. 

Sebelumnya para agen itu menghadiri acara perpisahan juru bicara Secret Service, Ed Donovan yang memasuki masa pensiun. Pesta berlangsung hilang larut malam, dengan minuman beralkohol yang tak berhenti mengalir.

"Para petugas Secret Service yang memonitor keamanan kompleks Gedung Putih, dan bahkan Presiden dan keluarganya, telah mengetahui insiden mabuk tersebut," demikian laporan reporter Washington Post Carol D. Leonnig yang mengungkap insiden memalukan tersebut, seperti dikutip dari CNN, Kamis 12 Maret 2015 lalu. 

Washington Post mengidentifikasi 2 oknum agen tersebut sebagai Mark Connolly, wakil penanggung jawab keamanan presiden, dan George Ogilvie, pengawas senior di kantor Secret Service di Washington DC. Keduanya menghadiri pesta di sebuah bar sebelum insiden terjadi.

Kedua agen Secret Service telah dipindahkan ke bagian non-pengawasan dan tugas non-operasional.

Pada tahun 2012, tiga Secret Service yang seharusnya melindungi Obama di Amsterdam justru mabuk-mabukan. Seorang di antaranya bahkan pingsan akibat mabuk di lorong hotel. 

2. Seks dan Prostitusi

Selain skandal di Maryland, Virginia di atas, anggota Secret Service kerap terlibat dalam skandal seputar seks dan prostitusi.

Pada ajang Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara Benua Amerika di Kolombia tahun 2012, 11 Secret Service tersandung kasus dugaan prostitusi di Cartagena saat melaksanakan tugas untuk melindungi kunjungan kenegaraan Presiden Barack Obama. 

Sumber CBS menyebut, ke-11 Secret Service itu terlibat sengketa pembayaran dengan sejumlah pekerja seks komersial. Salah satu PSK itu melapor ke polisi, yang meneruskan kabar memalukan itu ke Departemen Luar Negeri AS.

Ronald Kessler, penulis buku "In the President's Service" menyebut ini adalah skandal terbesar yang pernah dialami Secret Service.

"Ini tak bisa dipercaya dan menimbulkan rasa malu luar biasa bagi AS," kata Kessler. 

Apa yang terjadi di Kolombia adalah hal yang sangat mengejutkan. Bahkan, karena melibatkan seorang supervisor, bisa jadi ini pertanda bahwa tindakan tak senonoh itu adalah sebuah tren baru.

Dugaan solicitation kepada anak di bawah umur juga sempat menjadi salah satu skandal seputar seks yang dilakukan oleh personel Secret Service, seperti yang diwartakan CBS.

Lee Robert Moore, dari satuan berseragam Secret Service di Maryland, ditangkap dalam sebuah operasi sting--operasi jebakan--yang dilakukan oleh kepolisian Delaware, AS, atas dugaan solicitation terhadap anak perempuan berusia 14 tahun. 

Moore ditangkap setelah mengirim teks dan foto vulgar melalui telepon genggam kepada seorang gadis yang ia kira berusia 14 tahun. Tanpa sepengetahuannya, gadis 14 tahun itu merupakan polisi Delaware yang menyamar. Akhirnya, kasus Moore diproses dalam sistem peradilan pidana. 

3. Teledor hingga Gagal Melaksanakan Tugas

Sebagai seorang pasukan pengawal presiden, personel Secret Service dituntut untuk mempertahankan tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi. Kesempurnaan adalah keharusan. Bila lalai, atau bahkan gagal, tak hanya reputasi, namun juga nyawa presiden jadi taruhannya.

Namun, rentetan skandal keteledoran dan kegagalan personel Secret Service dalam melaksanakan tugas sempat dilaporkan.

Pada 16 Maret 2017, sebuah laptop milik anggota Secret Service dicuri di New York, Amerika Serikat. Tak sekedar perangkat, komputer jinjing milik pasukan pengawal Presiden AS itu berisi informasi penting lagi sensitif terkait Trump Tower, rincian mengenai bukti skandal email Hillary Clinton, dan sejumlah informasi rahasia terkait keamanan nasional.

Laptop tersebut dicuri dari sepeda motor seorang agen di Brooklyn, demikian diungkap sumber kepolisian, seperti dikutip dari Fox News. 

Sumber tersebut menyebutkan, komputer jinjing dicuri dari sebuah motor yang diparkir di jalan masuk rumah rumah agen Marie Argentieri di Bath Beach.

Kepada penyelidik, Argentieri mengatakan, laptop tersebut mengandung informasi yang sensitif terkait keamanan nasional, denah ruangan Trump Tower -- kediaman pribadi dan markas perdagangan Presiden Donald Trump di New York -- termasuk protokol evakuasi, dan rincian skandal email Hillary Clinton.

Secret Services, badan utama yang bertanggung jawab atas keselamatan presiden, membenarkan insiden itu.

Selain itu, skandal kelalaian yang sangat fatal adalah kegagalan Secret Service dalam melindungi keselamatan presiden AS, seperti kecolongan dalam serangan terhadap Presiden Gerald Ford dan Ronald Reagan, serta kegagalan melindungi John F Kennedy dari pembunuhan pada tahun 22 November 1963. 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya