7 Kota yang Hanya Dihuni oleh 1 Orang

Ada beberapa kota di dunia yang hanya dihuni oleh 1 orang penduduk. Di mana saja?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Apr 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 20:40 WIB
Ilustrasi pemandangan pedesaan
(Sumber Wikimedia/Larry Lamb)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kota metropolitan dunia berpenduduk hingga belasan atau bahkan puluhan juta. Dalam keadaan demikian, permasalahan kota menjadi sangat kompleks.

Di tengah lautan jutaan orang itu, tidak sedikit warga yang malah merasa kesepian atau terasing.

Sebaliknya, ada beberapa kota mungil di berbagai bagian dunia yang hanya dihuni oleh beberapa orang saja, atau bahkan memiliki populasi tunggal.

Bagi orang yang menjadi penduduk tunggal tersebut, tinggal sendirian justru tidak membuatnya kesepian atau terasing, seperti dikutip 7 kisah yang dikutip dari Oddee pada Selasa (11/4/2017) berikut ini:

1. Jordan River, Kanada

Jordan River, British Columbia, Kanada. (Sumber Flickr/theslowlane)

Sebuah kota pantai yang cantik dan tenang cocok sekali bagi pencinta kehidupan pantai. Tapi banyak kota pantai yang terganggu oleh polusi, erosi, tsunami, naiknya permukaan laut, dan gempa bumi sehingga tidak nyaman lagi ditinggali.

Jordan River dekat Vancouver adalah salah satu kota yang sering mengalami gempa dan banjir sehingga kota itu ditinggalkan warganya, kecuali Hugh Pite (72) yang menolak pindah.

Ia membagi waktunya antara dua rumahnya di Jordan River dan Brentwood Bay yang berdekatan. Ia sudah mendapat peringatan, tapi bersikukuh tidak akan pergi.

2. Monowi, Nebraska, Amerika Serikat

Monowi, Nebraska, Amerika Serikat. (Sumber Wikimedia/Andrew Filer)

Elsie Eiler adalah orang yang paling dihormati di Monowi, Nebraska, Amerika Serikat. Ia juga adalah yang terpandai, terkaya, tercantik, termuda, dan tertua.

Sebagai warga tunggal di Monowi, wanita berusia 77 tahun itu bisa menyebut diri sesukanya.

Hingga 2000, kota kecil itu memiliki 2 penduduk, yaitu Eiler dan suaminya. Suaminya, Rudy, meninggal pada 2004.

3 Buford, Wyoming, Amerika Serikat

Buford, Wyoming, Amerika Serikat. (Sumber Facebook/frankenstoen)

PhinDeli Town Buford adalah sebuah komunitas di Albany County, Wyoming, dan terletak pada ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut, di antara Laramie dan Cheyenne di Interstate 80.

Dengan ketinggian itu, kota tersebut merupakan perhentian tertinggi sepanjang jalur Transcontinental Railroad.

Kota itu dulunya bernama Buford, demi menghormati Mayor Jenderal John Buford, perwira kavaleri Union yang bertempur dalam Perang Sipil.

Hingga 2013, kota ini hanya dihuni oleh 1 orang saja, yaitu Don Sammons yang pindah ke sana pada 1980 bersama istri dan putranya. Pada 1992 ia membeli kota itu. Istrinya meninggal pada 1995 dan putranya pindah pada 2007.

Pada 5 April 2012, kota berisi toko kelontong, stasiun bensin, dan rumah modular itu dijual dengan harga US$ 900 ribu kepada dua orang dari Vietnam yang salah satunya bernama Phạm Đình Nguyên.

Pemilik baru mengganti namanya menjadi PhinDeli Town Buford. Namun demikian, alamat pos masih menggunakan nama lama.

4. Lost Springs, Wyoming

Lost Springs. (Sumber Wikimedia/Idunno00923)

Lost Springs yang terletak Converse County, Wyoming, pertama kalinya didiami pada 1880-an. Namanya berasal dari kisah para buruh rel kereta yang tidak dapat menemukan mata air yang tertera dalam peta survei daerah tersebut.

Kota itu didirikan pada 1911 dan tadinya memiliki 200 penduduk yang kebanyakan bekerja di tambang batubara Rosin di dekatnya. Setelah tambang ditutup pada 1930, populasi Lost Springs terus menyusut.

Menjelang 1960, penduduknya hanya 5 orang. Pada 1976, negara bagian Wyoming dan U.S. Bicentennial Commission menetapkan Lost Springs sebagai kota terkecil yang pernah didirikan di Amerika. Populasi saat itu ada 11 orang.

Pada sensus tahun 2000, hanya ada 1 orang tinggal di Lost Springs. Namun demikian, Walikota Leda Price membantah angka tersebut dan mengaku Lost Springs memilik 4 penduduk pada 2000.

Pada 2010 ada empat orang dalam 3 rumah tangga menetap kota itu, tapi tidak ada penduduk yang tinggal sebagai keluarga. Kepadatan penduduk saat itu adalah 17,1 penduduk untuk setiap kilometer persegi.

5. Villa Epecuen, Argentina

Villa Epecuen, Argentina. (Sumber Wikimedia/Mauricio V. Genta)

Di 1920-an, ada sebuah desa wisata Villa Epecuen yang dibangun di sepanjang pantai Lago Epecuen, sebuah sungai asin yang terletak 600 kilometer di barata daya Buenos Aires, Argentina.

Lago Epecuen memang tampak seperti kebanyakan danau lazimnya, kecuali kadar garam yang sangat tinggi, hanya kalah dibandingkan dengan Laut Mati. Dengan demikian, kadara garam di sungai itu kira-kira 10 kali kadar garam di lautan manapun.

Populasio kota sempat memuncak mennjadi 5 ribu orang pada 1970-an. Ada sekitar 300 bisnis subur di sana, termasuk, hotel, hostel, spa, toko, dan museum.

Pada masa itu juga, cuaca jangka panjang berisi turunnya hujan dalam jumlah luar biasa ke pegunungan sekelilingnya sehingga Lago Epecuan mulai meluap.

Pada 10 November 1985, volume besar air menjebol bendungan dan menerjan sebagian besar wilayah kota. Menjelang 1993, banjir lambat menenggelamkan kota dengan air setinggi 10 meter.

Hampir 25 tahun kemudian, pada 2009, iklim basah berbalik dan air mulai surut. Villa Epecuen kembali kelihatan di permukaan, tapi tidak ada yang datang kembali keculain Pablo Novak (81) yang sekarang menjadi penduduk tunggal di sana.

6. Tomioka, Jepang

Tomioka, Jepang. (Sumber Wikimedia/Altomarina)

Naoto Matsumura (54) adalah satu-satunya warga Tomioka, Jepang. Kota itu terletak di "zona terlarng" di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima.

PLTN itu dihantam gempa dan tsunami susulan pada 11 Maret 2011. Melelehnya PLTN menyebabkan kontaminasi kadar tinggi ke daerah sekitarnya sehingga memaksa evakuasi ratusan ribu penduduk. Kawasan paling terkontaminasi dalam radius 20 kilometer sekitar PLTN masih menjadi daerah terlarang.

Naoto Matsumura menjadi penduduk tunggal kota yang dulunya berpenduduk hampir 16 ribu orang itu. Ia hidup di sana tanpa aliran air ataupun listrik.

Dulunya ia termasuk dalam rombongan ribuan orang yang mengungsi, tapi kemudian kembali untuk merawat tanah, hewan terlantar, dan bahkan pemakaman setempat. Ia melihat kehadirannya sebagai suatu tugas.

7. Cass, Selandia Baru

Cass, Selandia Baru. (Sumber Wikimedia/Phillip Capper)

Cass berada di Distrik Selwyn dalam Canterbury, pulau selatan Selandia Baru. Cass adalah salah satu tempat di dunia yang berpenduduk hanya satu orang.

Ketika Barrie Drummond ditawari suatu pekerjaan di Cass, ia kira hanya akan berlangsung 2 tahun. Tapi, setelah 25 tahun, Drummond malah mengatakan tidak mau pergi walaupun hanya sendirian menjadi penduduk di sana.

Pria berusia 65 tahun itu bekerja untuk KiwiRail dan bertanggungjawab atas bagian tertinggi lintasan rel yang menghubungkan Christchurch dengan Greymouth.

Ia mengaku tidak pernah kesepian atau terasing. Untuk urusan ketiadaan wanita, pria yang belum pernah menikah itu mengatakan hal itu "tidak pernah membuat saya khawatir."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya