Jepang Akan Lakukan Pengeboran Kerak Bumi, Apa yang Dicari?

Tim ilmuwan Jepang akan menjadi kelompok pertama yang melakukan pengeboran hingga ke mantel Bumi yang akan dimulai pada sekitar tahun 2030.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 09 Apr 2017, 10:14 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2017, 10:14 WIB
Ilustrasi Lapisan Bumi (NASA)
Ilustrasi Lapisan Bumi (NASA)

Liputan6.com, Tokyo - Manusia pernah pergi ke Bulan, ke palung lautan terdalam, dan pergi ke setiap sudut Bumi. Namun, ada satu tempat yang masih belum dikunjungi.

Tim ilmuwan Jepang yang didanai pemerintah Negeri Sakura berencana menjadi kelompok manusia pertama yang akan melakukan pengeboran hingga ke mantel Bumi, tempat batuan cair yang sangat luas dan tersimpan di bawah kerak Bumi.

Tim peneliti dari Japan's Agency for Marine-Earth (JAMSTEC) menjelaskan bahwa rencana pengeboran itu diharapkan akan mampu menemukan bukti-bukti ilmiah mengenai materi pembentuk Bumi dan proses pembentukan Bumi.

Mantel Bumi menyusun sekitar 80% massa Bumi dan membentang sejauh 10 km dibawah dasar lautan.

"Kami masih belum mengetahui persis komposisi mantel Bumi. Hingga saat ini, kita baru mengetahui beberapa material, seperti bebatuan dengan jenis yang indah berwarna hijau-kekuningan," kata Natsue Abe, anggota tim peneliti JAMSTEC, seperti yang dikutip CNN, Sabtu, (8/7/2017).

Proyek penelitian yang turut didanai oleh pemerintah Jepang itu juga diharapkan mampu menambah pengetahuan pada studi prediksi gempa Bumi.

"Jepang punya banyak gunung berapi, gempa bumi, dan bencana alamiah lain. Orang-orang ingin menciptakan suatu metode atau alat untuk memprediksi bencana-bencana alam itu, tapi kami masih belum mengetahui secara jelas...dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya...jadi kami harus mengetahui sistem alami Bumi secara lebih tepat...agar dapat mengobservasi Bumi dengan lebih tepat" tambah Abe.

Ada tiga lokasi yang rencananya akan menjadi titik pengeboran. Ketiga titik lokasi itu seluruhnya berada di Samudera Pasifik.

"Satu ada di Hawai--kita akan melakukan survei di sana--satu lagi di Kosta Rika, dan terakhir di Meksiko," jelas Abe.

Untuk mengakses mantel Bumi, JAMSTEC akan menggunakan kapal pengeboran yang paling canggih yang saat ini dimiliki Jepang yakni, Chikyu.

"Chikyu merupakan kapal pengeboran terbesar dan tercaggih yang Jepang miliki untuk bidang pengeboran Bumi, dengan kapasitas pengeboran tiga kali lebih tahan lama dan lebih dalam jika dibanding dengan kapal pengeboran lain," imbuh Abe. 

Tim peneliti menjelaskan bahwa Chikyu akan menyelam ke lautan sedalam 4 km sebelum mencapai dasar laut. Setelah tiba di dasar laut, bor canggih itu akan menembus 6 km tanah di dasar laut yang merupakan kulit lapisan terluar Bumi hingga akhirnya mencapai wilayah mantel Bumi. 

"Kami sudah memulai pengeboran dan mengambil beberapa sampel dari lapisan tanah dasar laut. Namun, sampel itu hanya lapisan terluarnya saja...kami ingin menggali dari lapisan dasar lautan dan mengambil sampel murni dari lapisan mantel," kata geolog perempuan asal Jepang  itu.

Pengeboran lapisan mantel akan dimulai pada sekitar tahun 2030.

Proyek itu memiliki empat tujuan.

Pertama, proyek itu berusaha untuk melakukan pengeboran yang dimulai dari lapisan kulit Bumi yang berada di dasar lautan hingga ke lapisan mantel Bumi.

"Tujuan kedua adalah untuk melakukan penyelidikan mengenai batas antara lapisan tanah dasar laut dengan lapisan mantel Bumi. Ketiga, kami ingin mengetahui bagaimana lapisan dasar laut terbentuk," ungkap Abe.

Tujuan keempat adalah untuk mengetahui seberapa dalam organisme mikrobiologis dapat hidup di dasar Bumi.

"Apa batasan untuk sebuah organisme untuk hidup di dasar Bumi?", imbuhnya.

Sebelum memulai pengeboran, tim ilmuwan masih perlu melakukan sejumlah riset untuk mempersiapkan teknologi yang tepat untuk menembus dasar Bumi. Namun, Abe yakin bahwa proyek itu dapat terlaksana.

"Jika menggali hingga ke lapisan mantel, kita akan mengetahui sejarah lengkap Bumi. Itu merupakan motivasi utama riset kami," tutup anggota JAMSTEC itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya