Liputan6.com, New York City - Menurut perkiraan terbaru dari survei tahunan yang dilakukan PBB, populasi dunia akan menembus angka 8 miliar pada 2023. Pada saat itu akan terdapat lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, yakni dengan rasio 102:100.
Pada tahun depan, jumlah manusia yang berusia di atas 60-an diperkirakan akan mencapai 1 miliar untuk pertama kalinya.
Baca Juga
Sementara itu, lebih dari separuh pertumbuhan populasi global pada 2050 akan berasal dari sub-Sahara Afrika. Di sana, tingkat fertilitas bertahan pada level yang jauh lebih tinggi dibanding di negara-negara lain di dunia.
Advertisement
Setengah pertumbuhan populasi dunia akan berasal dari sembilan negara saja, yakni India, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, Etiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Uganda, dan Indonesia. Pada 2050, tujuh dari 20 negara terpadat di dunia ada di Afrika.
Sebaliknya, seluruh negara Eropa saat ini tingkat fertilitasnya berada di level rendah. Hal tersebut membuat populasi Benua Biru akan mengalami penurunan yang tak terelakkan jika tak ada imigrasi berskala besar.
"Di beberapa negara dengan tingkat fertilitas rendah dan populasi yang menua ... arus masuk bersih migran menjadi sumber utama pertumbuhan penduduk dan dalam beberapa kasus telah mencegah penurunan ukuran populasi," ujar Direktur Divisi Populasi PBB, John Wilmoth, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (23/6/2017).
Eropa Timur kemungkinan akan sangat terpengaruh oleh tren populasi tersebut. Diperkirakan terjadi penurunan penduduk lebih dari 15 persen di sejumlah negara, yakni Bulgaria, Kroasia, Latvia, Lithuania, Polandia, Republik Moldova, Rumania, Serbia, dan Ukraina.
Studi PBB juga menemukan, terdapat 2 miliar manusia yang berusia 60-an pada 2050. Selain itu, seperempat penghuni dunia adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Di tahun itu, usia rata-rata populasi dunia adalah 30 tahun.