Studi: Murid yang Suka Berargumentasi Bakal Lebih Cerdas

Peneliti dari Sheffield Hallam University mengatakan anak-anak yang kerap berargumen saat di kelas lebih cerdas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2017, 13:00 WIB
Guru didorong untuk mengajukan pertanyaan terbuka kepada siswa mereka, mendorong murid untuk terbiasa dengan gagasan untuk mengeksplorasi topik daripada sekadar menyatakan jawaban ya atau tidak (iStock)
Guru didorong untuk mengajukan pertanyaan terbuka kepada siswa mereka, mendorong murid untuk terbiasa dengan gagasan untuk mengeksplorasi topik daripada sekadar menyatakan jawaban ya atau tidak (iStock)

Liputan6.com, London - Pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan Sains kerap menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa siswa di sekolah. Beberapa mata pelajaran tersebut dianggap susah karena menuntut setiap anak untuk berpikir.

Dikutip dari laman Independent, Jumat (7/7/2017), sebuah penelitian baru merilis, siswa yang cenderung menyukai adu argumen cenderung pintar dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan Sains.

Penelitian yang dilakukan oleh Sheffield Hallam University tersebut mengatakan, anak-anak yang sering terlibat dalam adu argumen menunjukkan kemajuan lebih cepat dari siswa lainnya. Perubahan itu dapat dirasakan hanya dalam kurun waktu dua bulan saja.

Dengan melakukan metode pelajaran yang diselingi dengan tanya jawab dan adu argumentasi membuat para murid lebih mengerti dan memahami pelajaran inti tersebut.

Menurut Education Endowmen Foundation (EEF), sebanyak 78 sekolah dasar di Inggris dengan jumlah anak-anak yang tergolong dalam kategori keluarga kurang mampu turut serta dalam penelitian tersebut.

Guru didorong untuk bertanya kepada murid dengan beberapa pertanyaan terbuka, dan mendorong mereka untuk berargumen sehingga dapat mengeksplorasi kemampuan siswa. Jawaban yang dikemukakan oleh murid lebih dari sekedar ya atau tidak.

Setelah melakukan evaluasi secara independen, periset dari Sheffield Hallam University menemukan 2.493 anak berusia antara 9-10 tahun mengalami kemajuan nilai Matematika, Bahasa Inggris, dan Sains hanya dalam kurun waktu dua bulan.

"Dari temuan ini menunjukkan bahwa metode pengajaran seperti ini dapat memperbaiki kemampuan berpikir dan belajar anak-anak secara keseluruhan," ujar EEF.

Para guru juga mendukung skema sejenis ini, namun banyak yang merasa mereka membutuhkan sosialisasi dan pedoman yang lebih mendalam agar dapat menerapkan sistem serupa.

"Merangsang pola pikir anak dan membicarakan pelajaran di dalam ruang kelas secara eksplisit dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan hasil akademik," ujar Kepala Eksekutif EEF, Kevan Collins.

 Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya