Liputan6.com, Lagos - Lagos yang merupakan salah satu kota terpadat di Afrika, dilanda hujan deras dan badai petir selama akhir pekan. Kondisi itu menyebabkan banyak bagian kota terendam banjir.
Warga di pinggiran area Lekki dan Victoria Island terbangun pada Sabtu 8 Juli 2017 pagi waktu setempat, dalam kondisi rumah dan mobil mereka terendam air.
Baca Juga
Seperti diberitakan BBC yang dikutip Senin (10/7/2017), seorang penduduk terlihat dengan berani berenang di air banjir di jalanan Lekki -- pinggiran kota yang makmur, yang merupakan rumah bagi beberapa properti paling mahal di kota itu.
Advertisement
Lainnya terlihat menggunakan perahu kayak di Ahmadu Bello Way, Pulau Victoria -- sebuah kawasan bisnis yang biasanya ramai.
Lagos telah berubah selama 40 tahun terakhir karena lalu lintasnya yang padat dan kualitas udara yang buruk.
Kota terbesar dan ibu kota komersial Nigeria dilanda hujan lebat yang terus-menerus dan badai pada puncak musim hujan kali ini. Sistem drainase yang buruk dan perencanaan kota yang tidak memadai membuat Lagos nyaris lumpuh.
Pemerintah negara bagian bahkan sampai mengeluarkan sebuah pernyataan yang mendesak warga di daerah yang terkena dampak untuk tetap tinggal di rumah. Sementara mereka yang tinggal di dataran rendah diimbau pindah ke dataran tinggi.
"Anda diminta sebisa mungkin tinggal di dalam rumah kecuali jika ada hal penting, semua demi keselamatan Anda," kata Samuel Adejare, seorang pejabat kota.
"Kami berada di situasi genting... layanan darurat 112 dan 767 kami terbuka bagi warga untuk melaporkan situasi darurat."
Lagos adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Menurut sebuah laporan tahun 2008, jutaan orang berisiko kehilangan rumah karena naiknya permukaan air laut.
"Lagos adalah megacity yang dihuni 15 juta orang, setengahnya berada di ketinggian dua meter di atas permukaan laut, dan kondisi tersebut menempatkan mereka pada risiko," kata Stefan Cramer, direktur Nigeria Heinrich Boll Foundation.
Populasi Nigeria sebanyak 187 juta diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2050, menjadikannya negara terpadat keempat di dunia -- dengan populasi dunia diperkirakan mencapai angka 10 miliar pada 2053.
Saksikan video menarik berikut ini: