Liputan6.com, Abuja - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi melakukan kunjungan kenegaraan ke Nigeria. Agenda utama kunjungan tersebut ditujukan untuk membahas relasi diplomasi dan kerjasama sektor ekonomi antara kedua negara.
Menlu Retno Marsudi disambut oleh Wakil Presiden sekaligus pelaksana teknis kepresidenan Nigeria Yemi Osinbajo di Abuja, Nigeria. Kunjungan tersebut membahas sejumlah upaya strategis bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan peluang kerja sama di sektor lain.
Baca Juga
"Indonesia dan Nigeria, merupakan dua negara besar. Masing-masing dapat memanfaatkan semua peluang kerja sama yang ada. Kita harus berupaya untuk terus menciptakan terobosan dan mekanisme baru serta memperluas sektor kerja sama," jelas Menlu Retno Marsudi dalam sebuah pernyataan pers, Rabu (7/6/2017).
Advertisement
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia aktif melakukan kerja sama perekonomian dan perdagangan dengan sejumlah negara di Afrika. Nigeria, misalnya. Negara dengan Ibu Kota Abuja itu merupakan rekan dagang terbesar kedua bagi Indonesia di kawasan Afrika, setelah Afrika Selatan.
Komoditas yang diperdagangkan antara Indonesia dengan Nigeria meliputi minyak kelapa sawit hingga barang-barang konsumsi, seperti obat-obatan, mie instan, dan produk jadi karet.
Tahun 2011, nilai perdagangan Indonesia dengan Nigeria mencapai US$ 2,09 miliar atau sekitar 21,66 persen dari total nilai dagang Tanah Air di seluruh kawasan Afrika. Pada 2013, volume perdagangan kedua negara meningkat hingga mencapai US$ 2,2 miliar.
Namun pada tahun 2016, volume perdagangan kedua negara mengalami penurunan hingga ke angka US$ 1,5 miliar. Masalah tarif dagang yang tinggi turut berkontribusi dalam menurunkan neraca perdagangan selama beberapa tahun terakhir.
Pada pertemuan tersebut, Retno Marsudi berusaha untuk merevitalisasi perdagangan bilateral yang terus turun dalam lima tahun terakhir. Salah satunya dengan pembentukan Preferential Trade Agreement, termasuk dengan Economic Community of West African States (ECOWAS) serta skema perdagangan langsung migas (direct oil trade) antara kedua negara.
Menanggapi hal ini Wapres Yemi Osinbajo menyampaikan dukungannya terhadap upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Wapres Nigeria juga menyampaikan komitmen untuk memberikan kebijakan-kebijakan yang mempermudah perdagangan dan investasi Indonesia di Nigeria, salah satunya dengan penurunan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif.
Menteri Luar Negeri RI juga membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama dengan Nigeria di bidang ekonomi pertanian dan sektor kelapa sawit. Untuk sektor kelapa sawit, Retno Marsui mengimbau agar Nigeria dapat bergabung dalam The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Partisipasi Nigeria, dinilai turut berkontribusi dalam menstabilkan harga minyak sawit serta meningkatkan nilai jual produk sawit dan turunannya.
Pasca-pertemuan tersebut, kemungkinan kerja sama di sektor pertahanan antara Indonesia dengan Nigeria turut terbuka. Menlu RI juga meminta Nigeria untuk mendukung Indonesia di proses pencalonan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019 – 2020.