Menlu AS Bantah Rumor Mundur Gara-Gara Frustrasi ke Donald Trump

Rex Tillerson diterpa isu akan mengundurkan dari posisinya sebagai menteri luar negeri AS. Berikut klarifikasi mantan CEO ExxonMobil itu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Jul 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 10:15 WIB
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Washington, DC - Beberapa waktu lalu, merebak kabar bahwa Rex Tillerson akan mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat. Ia disebut-sebut frustrasi dengan pemerintahan Donald Trump.

Tillerson dikabarkan terganggu dengan pernyataan serta kebijakan kontroversial Trump dan keterlibatan Jared Kushner, menantu sang presiden, dalam sejumlah isu utama global. Namun, rumor ini segera dibantah mantan CEO ExxonMobil tersebut.

"Saya tidak ke mana-mana," ujar Tillerson menanggapi pertanyaan wartawan terkait isu pengunduran dirinya seperti dikutip dari CNBC pada Kamis (27/7/2017).

Lalu ketika ditanya berapa lama dia berencana bertahan di posisinya, Tillerson menjawab, "Selama presiden mengizinkan saya".

Tillerson menjawab isu pengunduran dirinya ini usai mengadakan pertemuan dengan menteri luar negeri Qatar. Saat disodori pertanyaan seputar hubungannya dengan Trump, Tillerson singkat mengatakan, "baik".

Teman-teman Tillerson di luar Washington DC seperti dilansir CNN mengatakan, pria kelahiran 65 tahun silam itu berencana untuk bertahan di Kementerian Luar Negeri selama satu tahun. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa Tillerson bisa mundur lebih cepat dari yang diperkirakan.

Rumor tentang mundurnya Tillerson, sebelumnya sudah dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert.

Adapun Ketua Hubungan Luar Negeri, Senator Bob Corker yang dekat dengan menlu AS itu menuturkan kepada The Washington Post bahwa ia meragukan kabar akan mundurnya Tillerson. "Saya pikir dia bersedia untuk menghadapi semua hal untuk mencoba memastikan bahwa pemerintahan dan negara berhasil dalam kebijakan luar negeri".

Meski dipilih oleh Trump, perbedaan pandangan dan sikap antara Tillerson dan bosnya itu telah mencolok sejak awal. Tillerson sendiri dihadapkan pada kenyataan, adanya campur tangan Gedung Putih atas pemilihan staf di kementerian yang dipimpinnya.

Di lain sisi, Tillerson harus "bersaing" dengan Kushner yang "ikut bermain" dalam sejumlah isu vital global, termasuk menyangkut Timur Tengah. Tak cukup sampai disitu, menlu AS ini pun harus berurusan dengan efek merusak dari kicauan Trump di Twitter yang mayoritas bertentangan dengan pernyataan kebijakannya.

Saat bertemu Dewan Minyak Dunia, Tillerson mengakui sejumlah "tantangan" yang dihadapinya sebagai diplomat utama AS. Ia juga tak menampik bahwa pekerjaan lamanya "jauh lebih mudah".

"Dalam kehidupan lama saya, saya menghabiskan banyak waktu di dunia politik karena harus berurusan dengan pemerintah di seluruh dunia, jadi saya cukup nyaman dalam situasi ini," ungkap Tillerson pada awal Juli. Sebaliknya, ia sampaikan, "Kita memiliki presiden yang tidak berasal dari dunia politik".

Tillerson sendiri pernah mengomentari kicauan kontroversial Trump di Twitter. "Presiden memiliki cara unik untuk berkomunikasi dengan rakyat Amerika dan dunia, itu membuatnya cukup baik," tutur dia.

Para diplomat Meksiko boleh jadi menjadi saksi tentang betapa sulitnya pekerjaan seorang Rex Tillerson. Pada akhir Februari lalu, Tillerson dan Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly berkunjung ke Meksiko untuk memperbaiki "kerusakan" yang dipicu berbagai pernyataan kontroversial Trump.

Semasa kampanye Trump, suami Melania Trump tersebut mengatakan bahwa warga Meksiko adalah pemerkosa, penjahat, dan perengguk keuntungan. Tak cukup sampai di situ, ia juga menyampaikan akan menggunakan kekuatan militer untuk mendeportasi mereka dan akan memaksa Meksiko untuk membayar tembok pembatas antar kedua negara.

 

Saksikan video berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya